aku, kau dan rasa ini

aku, kau dan rasa ini


Nerstory- Kenapa kau tak bisa melihatku sebagai seseorang yang menyukaimu..
Aku hanya bisa memandangmu dari jarak yang sedekat inipun sekarang aku sudah bersyukur…
Aku tahu rasa ini tak sepantasnya
dan lebih tak pantas lagi kalau kau sampai mengetahuinya
Memang berat memendam rasa ini,
Lebih berat lagi saat aku melihat kau bersama seseorang
dan itu bukan aku..
Kalau boleh memilih
Aku lebih baik tak punya rasa ini..
Terlebih kepada kau..
Tapi cinta  adalah anugerah,
yang berarti rasa yang saat ini aku rasakan memang harus aku syukuri..
Tapi aku tak tahu caranya..
Memintamu?
sangatlah tak pantas bagiku..
Aku hanya bisa memendam rasa ini
melihatmu dari jauh
tersenyum padamu saat kau menyapa
dan berdoa untukmu semoga kau slalu bahagia dengan siapapun  nantinya..
Terus terang, aku bahagia bisa menulis ini..
walau hanya sedikit yang bisa menggambarkan rasa di hatiku,
Tapi aku senang bisa bercerita tentangmu
yang membuatku slalu rindu pada pertemuan kita dulu,.
Hingga menghantarkan ku tuk bilang aku sayang padamu.. :)

Lahat, 2010
puisi : datang dan pergi sekehendak hati

puisi : datang dan pergi sekehendak hati



Risau tak berujung
Terhempas tak berdasar
Janji yang telah mati
Sebenarnya siapa dirimu?
Sekehendak hati berkenalan dan menyapa “hai”
Tapi kini kau menghilang.
Tak apa kau menghilang
Bila ku belum sampai mengharapkan
Nyatanya kini
harus kah kau lakukan itu?
Terutama padaku..
Aku masih tak mengerti
apa maumu?
Pun sampai detik ini
Yang kusesali bukan mengapa kau menyapaku hari itu
Tapi mengapa hatiku ikut luluh..
Apa ini trik pesonamu?
Atau sekedar pelampiasan rasa penasaranmu?
Entahlah
Hanya kau yang tahu
Aku menulis ini bukan untuk melupakanmu
Aku menulis ini untuk selalu mengingat orang-orang sepertimu
Yang datang dan pergi sekehendak hati
Aku adalah korban janjimu..

Indralaya, Maret 2014

Di balik kesuksesan K drama A Man From the Star

Di balik kesuksesan K drama A Man From the Star


           

Mungkin uda banyak banget review, synopsis atau para blogger yang ngebahas ni drama. tapi kali ini gue  bukan ingin  ngebahas jalan ceritanya, sinopsisnya ataupun para pemainnya tapi gue disini ingin ngebahas scriptwriternya. hahaha

Beberapa jam yang lalu gue baru aja selesai nonton K drama satu ini. Satu kata deh buat drama ini, “SERU”..

Jalan ceritanya, para pemainnya, aktingnya, karakter tiap pemain yang kuat banget, dan gak ketinggalan scriptwriternya yang jenius abiss.

Setelah tak bersama Chapter 20

Setelah tak bersama Chapter 20

 Pertama Baca? baca Setelah tak bersama Chapter 1

****

Hari keberangkatannya tiba. Ferdi sudah menyiapkan koper jauh hari sebelum keberngkatannya. Dia hanya membawa beberapa barang yang dianggap penting saja. saat hendak memasukkan passport dan tiket pesawatnya, ferdi tak sengaja melihat sebuah tiket dan passport atas nama Lyra yang sudah ia siapkan saat ia dinyatakan lulus beasiswa itu. tapi apalah daya sekarang. Semua hanya tinggal rencana. Ia hanya akan berangkat sendiri.


Akhirnya Ia keluar dari kamar dengan menyeret koper besarnya itu, sesaat ia berhenti di sebuah meja kerja hanya untuk membawa beberapa alat tulis yang mungkin ia perlukan di jalan, tak sengaja dilihatnya, sebuah kertas biru yang masih kosong. Akhirnya ia mencoba menulis kata-kata perpisahan darinya untuk Lyra. 


Rangkaian kata demi kata ia tuliskan di kertas biru itu. 


“Hari yang menjadi saat paling indah dalam hidup ku..

Hari yang akan selalu aku ingat tiap detiknya

Hari yang paling membahagiakan untukku..

Kuharap untukmu juga..

Adalah hari pernikahan kita ( 20 Februari 2010)

walau kini kita harus berpisah,

aku tak pernah menyesal pernah menjadi bagian indah dari hidupmu

jangan pernah mencoba melupakan aku dan kenangan bahagia kita,

karena kau tahu aku akan tetap mengingatnya, selamanya.

dan ketahuilah hari hari terindah dalam hidupku,

adalah saat kau menjadi istriku..”

-Ferdinan A-



Ia teringat dahulu sering kali mengirimkan kata-kata indah lewat tulisan untuk Lyra. Tapi kali ini, Ia pun tak sanggup membayangkan mungkin saja inilah surat-surat terakhir yang ia tulis untuk lyra.

Tersadar dari keadaan, ferdi akhirnya memutuskan bergegas untuk segera berangkat ke bandara. Ia tak mau sampai keberangkatannya terlambat. Walau ia rasanya tak sanggup berangkat tanpa Lyra bersamanya, namun keputusan sudah ia ambil. “Inilah yang terbaik..” gumamnya dalam hati


saat ferdi sudah sampai di loby apartement, tanpa sengaja dilihatnya Lyra berlari menuju ke arah dirinya. Ia sudah hendak naik taxi waktu itu, namun tangan Lyra menghalangi dirinya, ternyata Lyra ingin ikut ke bandara.


Di bandara, ayah dan Ibu ferdi sudah menunggu. Dari kejahuan, dilihatnya Lyra dan ferdi berjalan bersama. Masih terlihat begitu serasi terlepas dari keputusan yang akhirnya mereka ambil.  Orang tua keduanya masih tidak tahu perihal perpisahan anaknya.


“syukurlah, kalian datang tepat waktu, ayo..” ucap ibunda ferdi


Mereka segera bergegas ke ruang tunggu bandara, setelah sebelumnya ferdi mengurus beberapa keperluan di pihak imigrasi, Ia kembali lagi menjumpai keluarganya.


“pesawatnya take off sekitar 30 menit lagi, setidaknya aku masih punya waktu 10 menit disini..” ucap ferdi


melihat ekspresi lyra dan ferdi  yang agak berbeda dari biasanya, akhirnya ibundanya bergumam

“kami tahu ini akan jadi begitu berat untuk kalian, tapi percayalah, ini tak kan terasa lama..” ujar ibu ferdi


“teknologi sekarang sudah benar-benar canggih, ayolah, jarak memang memisahkan kalian, tapi hati tetap satu..” hibur ibunda ferdi untuk kedua anaknya yang akan segera berpisah.


“Lagipula, sewaktu ayah ferdi kuliah di belanda, hubungan kami masih se romantic saat kami bersama-sama, seolah jarak tidak jadi masalah padahal teknologi waktu itu belum lah secanggih sekarang..” kenang ibunda ferdi


Mendengar cerita ibundanya, Lyra dan ferdi hanya menampakkan senyum getir. Keduanya merasa bersalah telah menyembunyikan perihal keputusan final yang telah mereka ambil. Tapi harus bangaiman lagi..

10 menit hampir berlalu, sadar akan waktunya,  ferdi segera menyalami tangan ayah dan ibunya serta memeluk meraka, dilihatnya Lyra dengan ragu ragu, karena tak tahu harus bagaimana, dipeluknya Lyra dengan begitu erat seolah olah ia tak ingin mereka berpisah. Disela-sela pelukan itu, ia berbisik “masih bolehkah aku memelukmu seperti ini?..” ucapnya Lyrih


Lyra berusaha keras menahan air matanya agar tidak menetes, ia tak mau larut dalam emosi kesedihannya, walaupun jauh dalam lubuk hatinya Ia pasti akan sangat merindukan sosok yang sedang memeluknya saat ini.


Selepas memeluk Lyra, ferdi pamit. Dari kejahuan ayah, ibu dan Lyra hanya melihat ferdi yang segera berjalan menjauh untuk melakukan check in, mengambil boarding pass dan menuju security Check. Di sanalah ferdi melambaikan tangannnya sebelum Ia tak terlihat lagi.


Jika di film-film yang pernah ia tonton, actor utamanya tak jadi berangkat karena tak sanggup berpisah dengan orang yang dicintainya, Ferdi berharap sekali Ia bisa melakukan itu. tapi kenyataanya sekarang Ia sudah mantap duduk di pesawat yang sebentar lagi akan take off. “sampai berjumpa lagi indonesia, jaga dia disini untukku..” bisiknya dalam hati


****
Selanjutnya : Setelah tak Bersama Chapter 21

#peluk ciumku untuk readers setia
Keadaan saat wanita yang biasanya disalahkan

Keadaan saat wanita yang biasanya disalahkan



Hari ini saya akan membagi sedikit pengetahuan saya yang saya dapat saat kuliah keperawatan maternitas serta obstetric dan ginekologi. 

Kali ini saya akan membahas sebuah issue yang sepertinya sudah mendarah daging terutama di masyarakat kita. Dari issue tersebut banyak hal yang sebenarnya salah kaprah dan hanya mitos belaka. Saya berharap setelah membaca ini anda (bisa jadi laki-laki) mendapat sedikit “pencerahan” dari tulisan saya ini, Berikut hal hal tersebut :

Setelah Tak bersama Chapter 19

Setelah Tak bersama Chapter 19


 Pertama Baca? baca Setelah tak bersama Chapter 1

***

perjalanan menuju apartemen berlalu dalam keheningan. Mereka bahkan tak saling menatap semenjak makan malam tadi. Mata Lyra focus memandang keluar lewat kaca mobil, tiba-tiba saja Ia merasa banyak hal menarik di luar sana. 

Ferdi tak kalah tegangnya. Ia terlihat focus sekali menyetir padahal pikirannya sendiri mengembara entah kemana.

Tiba di apartemen mereka, Lyra dan Ferdi masih enggan mulai bicara. Mereka seolah sibuk dengan pikiran masing masing. Saat Lyra masuk dalam kamar dan berganti pakaian, ferdi keluar. Begitupun sebaliknya. Tiba waktu jam tidur, Ferdi justru tidak masuk masuk lagi ke dalam kamar mereka. Lyra pun terlihat sudah tidur  pulas di atas tempat tidur.

Lyra bangun bahkan di saat matahari belum menampakan sinarnya. Ia keluar dari kamarnya menuju dapur hendak mengambil secangkir air untuk minum. Tak sengaja dilihatnya ferdi terjaga di ruang tengah, duduk sambil menatap Televisi yang Ia tahu sebenaranya tidak ditonton.
Sekembalinya lyra dari dapur, Ferdi menyapanya.

“Sweethert, apa tidurmu nyenyak?” tanya ferdi sambil menatap mata Lyra

Lyra berhenti dan ikut menatap ferdi, dilihatnya sosok ferdi begitu rapuh.

“kau tahu, aku bahkan tak tidur semalam..” jawab Lyra sambil menghampiri Ferdi dan duduk tepat di sampingnya.

“mana mungkin aku bisa tidur nyenyak sementara ada sesuatu yang mengganjal di antara kita. aku tak tahan dengan kebekuan ini. Mari kita bicarakan.. ” Ucap Lyra

Ferdi menghela nafas panjang, dirangkulnya sosok Lyra agar lebih mendekat lagi kepadanya.
“kau tahu sweetheart, aku sudah memikirkannya. Aku tak kan bisa jauh dari mu, diantara kita memang harus ada yang mengalah…” ucap ferdi berhenti sejenak

“aku ingin kau bersamaku di sana. Melewati moment moment indah dalam hidup, membangun sebuah keluarga sempurna. Kau tahu? Kau bahkan sudah sangat sempurna saat ini tanpa mimpi-mimpi itu, ikutlah kesana bersamaku Lyra, please..” pinta Ferdi dengan tulus

Lyra diam sejenak, mencerna permintaan ferdi tadi. Ia tahu Ia akan menolaknya. Tapi bagaimana mengatakannya agar ferdi bisa menerimanya. Akhirnya Ia memulai,

“Ferdi, dengarkan. Aku sudah menegaskan sebelumnya. Aku punya mimpi dan kau pun begitu. Aku tak akan mengatakan bahwa selama ini kita berada di jalan yang salah.aku bahagia, sangat bahagia. bahkan di saat ini. Kita hanya perlu melewati jalan yang berbeda saat ini. Berpisah dalam arti yang sebenarnya..”

Ferdi sama sekali tak ingin percaya dengan apa yang di dengarnya saat ini. Lyra meminta berpisah..?
“Lyra kau..” ucap ferdi kembali dipotong Lyra

“itulah jalan terbaik satu satunya untuk kita..” ucap Lyra menjawab keraguan Ferdi barusan.
“aku tak bisa. Tak kan pernah bisa. Berpisah dari mu adalah akhir bagi ku. Lyra aku tak kan pernah menganggap kau mengucapkannya. Sekarang kau hanya perlu katakan ya, kau ingin pergi bersamaku..”

“tidak tidak..” bantah lyra cepat.

“kau yang hanya perlu mengatakan ya untuk kita berpisah, aku telah memikirkannya semenjak dari singapura fer, ini jalan terbaik bagi kita. karena di jalan masing masing itu kita tak kan pernah tahu dimana kita kan berhenti. Maksudku, kita hanya perlu mengakhiri ini agar jalan manapun yang akan kita lalui nantinya tak kan pernah kita sesali…” ucap Lyra bergetar menahan tangisnya. Ia pun tak percaya dengan apa yang diucapkannya. Ia takut menyesali apa yang dipintanya itu. Ia sudah ingin mencabut ucapannya barusan saat ferdi mengucapkan,

“Aku hanya perlu melepaskanmu ya?” ferdi mulai terbawa emosi

“kita akhiri cukup sampai disini. Sekarang kau resmi sendiri..” ucap ferdi sambil meninggalkan Lyra sendirian. 

Ia perlu udara segar. Walaupun matahari masih belum nampak, namun Ferdi memutuskan untuk keluar. Mengemudikan mobilnya tanpa arah. Membuang buang waktunya agar Ia tak bertemu Lyra menjelang keberangakatnnya.

Rupanya hari berjalan cepat sesuai yang ferdi inginkan. Walaupun Ia masih tinggal satu atap dengan Lyra, namun Ia bisa tidak bertemu dengannya selama dua hari ini. Ia hanya perlu menghabiskan waktu malam dan kembali sampai Lyra sudah tertidur dan bangun saat Lyra juga belum bangun. Lalu kemana Ia pergi? Ia pergi ke taman belakang Kampusnya, tempat favorit mereka sekaligus tempat yang merekam moment indah saat dirinya melamar Lyra satu tahun yang lalu.

Saat seorang pria telah sakit hati. Itulah yang terjadi. Ia tak kan meminta kembalisaat Ia pernah ditolak. Ego seorang pria itu luar biasa jika sudah menyangkut harga diri. 

Malam itu, ferdi benar benar sudah merasa meminta dengan tulus Lyra untuk ikut bersamanya. Namun lagi lagi Lyra menolak. Maka Ia tak kan menoleh kebelakang lagi.

****
maaf, updatenya sedikit banget, author lagi gastritis akut soalnya. ini aja nyempetin posting.

#peluk ciumku untuk readers setia 

Selanjutnya : setelah Tak bersama Chapter 20
Pertolongan pertama pada televisi yang kemasukan air

Pertolongan pertama pada televisi yang kemasukan air


Hai-hai Readers Nerstory..
Hari ini, authors mau share pengalaman authors sendiri tentang televisi yang kemasukan air.
Pasti readers pada bingung, kenapa Air bisa sampai masuk ke televisi? Jawabannya, ya bisa –bisa aja dong!. Ada beberapa kemungkinan televisi bisa sampai kemasukkan air antara lain, rumah yang kebanjiran, atap rumah/kosan yang bocor, atau readers tak sengaja menumpahkan air minum ke televisi. Kejadian itu mungkin-mungkin aja terjadi, soalnya pagi ini authors mengalaminya langsung. Apa yang terjadi? Televisinya gak bisa nyala lagi. Uda ditungguin 15 menit. Tapi tetap aja gak ada gambar yang muncul. Panik udah past dong!i. Tapi jangan sampai membuat readers jadi gak ngelakuin apapun.

Sebelumnya, authors mau jelasin dulu nih, authors sendiri bukanlah seorang teknisi, atau tukang servis. Gak ada deh basic basic dari sana. Authors sendiri adalah perawat. Masih mahasiswa sih. Tapi apa readers lupa? Perawat itu merawat apapun yang ada disekitarnya. Setuju? Harus setuju yah..#gakNyambung :D
Oke, saatnya masuk ke inti dari tulisan ini. Berikut hal-hal yang mesti readers lakuin saat televisi kemasukan air

Setelah tak Bersama Chapter 18

Setelah tak Bersama Chapter 18


 Pertama Baca? baca Setelah tak bersama Chapter 1

 ****

Ferdi memang suami yang sigap. Saat Lyra sedang berpakaian. Ia telah menyiapkan sarapan untuk mereka. Roti bakar dan 2 gelas susu.

Keluar dari kamar, Ferdi terkejut melihat Lyra yang keluar dengan pakain rapi.

“Sweetheart, kamu mau kemana dengan pakaian seperti itu?” tanya Ferdi penasaran

“ke kampus..”jawab Lyra pendek dan segera menuju meja makan untuk sarapan

“tapi..” ucap ferdi yang segera dipotong Lyra

“aku sudah sehat kembali. Ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan di kampus…” ucap Lyra menjawab semua pertanyaan di benak ferdi

“oh ya, bagaimana hasil tes beasiswa itu?” tanya Lyra sambil buru buru memakai tas dan bersiap berangkat.

Ferdi sudah ingin menjawab, tapi diurungkannya saat Ia melihat Lyra terburu-buru berangkat setelah menerima panggilan telpon yang dia tidak tahu dari siapa.

“ehmmm.. “ gumam ferdi tak jelas.

Seandainya Lyra peka, Ia akan tahu bahwa ferdi sebenarnya tak menginginkannya pergi ke kampus. Ferdi hanya ingin menghabiskan waktu berdua bersamanya. Entah itu pergi nonton atau sekedar memasak berdua di apartemen mereka. Ferdi ingin menebus seminggu mereka yang hilang beberapa waktu yang lalu..

“ aku berangkat dulu..” ucap Lyra terburu buru

*****
Selepas kepergian Lyra, Ferdi mau tak mau mengubah rencananya. Akhirnya Ia berinisiatif mengurus perihal keberangkatannya ke Amerika. Mulai dari tiket, surat izin tinggal sampai berbagai keperluan lainnya. Ia juga mengurus beberpa hal yang diperlukannya selama study di negeri paman sam itu. jadi hari ini dia menghabiskan waktu di kedutaan amerika untuk Indonesia. 

Menjelang 4 hari lagi keberangkatannya Ferdi sama sekali belum membicarakan perihal rencana keberangkatannya kepada Lyra. Ia takut Lyra tak berkenan dengan semua yang direncanakannya itu. tapi mau tak mau Ia harus mengungkapkannya. Jadi saat Ia tahu bahwa malam ini Lyra tidak ada deadline proposal penelitian, dia memutuskan untuk mengajak Lyra Dinner di sebuah Restaurant favorit mereka

****
“wow kau terlhat mengaggumkan sweetheart..” peluk Ferdi sambil mencium lembut puncak kepala Lyra

“oh ya, berarti bukan aku saja yang terpesona disini.” Ucap Lyra membalas pujian dari ferdi tadi

Tak beberapa lama, mereka sudah sampai di sebuah restaurant khas jepang. Setelah menyebutkan nomor reservasi nya, Ferdi dan Lyra diantar ke sebuah ruangan makan VIP yang telah dipesan ferdi sebelumnya. Yah, ferdi sengaja memesan sebuah ruangan khusus untuk mengutarakan rencananya kepada Lyra. 

Setelah memesan dan menyantap hidangan makan malamnya dalam keheningan, ferdi terlihat semakin gugup saja. Ia telah memikirkan bahwa inilah waktu yang tepat..

Sejenak ia menarik nafas panjang, sebelum akhirnya ia memulai berbicara

“aku..” ucap Lyra dan Ferdi berbarengan..

Ternyata Lyrapun juga ingin mengungkapkan sesuatu kepada Ferdi. Mereka semakin gugup saja.
Akhirnya mereka tersenyum. “kau saja yang duluan..” ucap Lyra mengalah

“tidak, silahkan kau saja yang duluan..” ucap ferdi

“oke oke..” jawab Lyra pura-pura mencoba rileks

Sejenak Lyra terdiam, Ia takut untuk memulai mengucapkannya dahulu. Apapun yang diucapkannya ini, pasti tak kan terdengar baik bagi ferdi. Tapi Ia harus mencoba. “ini adalah pilihanku..” gumam Lyra dalam hati

Sambil menarik nafas panjang, Lyra mulai berbicara
“aku akan mengikuti pertukaran mahasiswa ke Belanda..” ucap Lyra dengan suara Lirih, sambil memperhatian reaksi Ferdi.

Ferdi diam tak bergeming, rahangnya mulai mengeras. Lyra akhirnya melanjutkan

“aku sudah memutuskannya Fer, ini adalah impianku. Sama seperti kau yang juga mempunyai mimpimu. Di sana aku juga akan magang di Perusahaan Gerfon Company cabang Belanda, kau tahu GF itu mimpiku Fer” ucap Lyra antusias.

Lyra berhenti berbicara untuk menunggu apapun yang akan ferdi ucapkan, Ferdi mulai menarik nafas panjang sebelum Ia berbicara

“ternyata Kita mempunyai mimpi yang berbeda. Sejak kejadian yang membawa kau ke rumah sakit waktu itu, Aku telah benar benar memutuskan untuk tidak akan berada jauh darimu. Kau tahu, aku mendapatkan beasiswa di Harvard University, dan aku ingin mengajakmu kesana bersama…”

Lyra masih mencerna kata-kata Ferdi barusan. Ia mulai bertanya tanya,sebenarnya apa yang terjadi saat dia berada dirumah sakit waktu itu..

“aku tak kan kehilangan kau dan calon anak kita lagi, aku hanya sedang berpikir untuk segera membangun sebuah keluarga sempurna sejak dokter mengatakan kau keguguran waktu itu. tapi..” ucap Ferdi yang segera terpotong oleh bantahan Lyra

“tidak, tidak. Aku hamil dan keguguran? Bagaimana mungkin? Kita telah sepakat untuk tidak memilikinya beberapa tahun kedepan, tapi kau baru saja menyesali mengapa aku bisa keguguran..” bantah Lyra cepat

“aku tak percaya kau sama sekali tak menyesalinya Lyra. Aku tahu kita telah sepakat untuk menunda kehamilanmu, tapi kau tak melihat betapa kita akan sempurna jika telah memilikinya..” ucap ferdi lantang, tapi tetap menahan emosinya agar tidak meledak.

“aku punya mimpi dan kau juga punya mimpi. Tak seharusnya kita berjalan dijalan yang sama..” ucap Lyra sambil hendak meninggalkan ruangan ini.

Melihat hal itu, Ferdi segera menarik tangannya, dan memeluknya erat. “ kita selesai kan di apartemen. Jangan meninggalkan aku disini oke..” bujuk ferdi agar Lyra tak pergi jauh lagi darinya.
****

tunggu yap, kelanjutannya
#peluk ciumku untuk readers setia 

selanjutnya : Setelah tak bersama chapter 19