Setelah tak Bersama chapter 12

Mereka tiba di sebuah cafe yang berkonsep natural garden. Café itu beratapkan langit malam yang penuh bintang dan pohon pohon besar yang mengelilinginya.

“tempat ini tak berubah sedikitpun, bahkan setelah lima tahun..” bisik Lyra pada Ferdi

Ferdi hanya membalasnya dengan senyuman. Sembari berjalan menuju sebuah meja yang di tengahnya ada pohon yang begitu rindang. Meja inilah tepat favorit Lyra dan ferdi menghabiskan waktu mereka dulu. Di batang pohon itu pula, terukir nama mereka.

Ferdi &  Lyra in Love ( 20 Feb 2010)

Masih terukir bahkan setelah 5 tahun sejak keduanya menulis tanggal pernikahan mereka dulu.
Untuk sesaat mereka terlarut lagi akan kenangan indah mereka. Dalam keheningan itu, Lyra merasa nyaman dan damai. Ferdipun juga merasakan hal yang sama. Lamunan mereka terhenti saat seorang pelayan dari café itu datang menemui mereka..

“ooh kalian, di malam indah ini mau pesan apa?” Seru pelayan senior di café itu

“seperti biasa..” jawab ferdi dan Lyra berbarengan, yang segera disambut gelak tawa dari ketiganya.

Di tengah makan malam mereka itu, ferdi membuka sebuah percakapan

“kenapa kau memakainnya..?” tanya ferdi dengan serius sambil memandang Lyra

“memakai apa? Cincin atau gaun ini?” Tanya Lyra bingung

“keduanya..” jawab ferdi langsung

Untuk sesaat lyra diam, ia sibuk dengan pikirannya sendiri, sebenarnya ia juga bingung mengapa ia masih memakai semua yang berkaitan dengan ferdi. Mana ada seseorang yang masih mengenakan semua hal yang masih berkaitan dengan matannya. Tapi jauh dari lubuk hatinya, Lyra tahu jawabannya adalah karena Ia tak akan bisa melupakan Ferdi sedetikpun dalam hidupnya, ia masih begitu merindukan sosok yang saat ini berada di depannya. Tapi tentu saja ia tak ingin mengakui hal itu dihadapan ferdi. Lidahnya terlalu keluh. Ia masih begitu gengsi dan egois untuk mulai mengakuinya.

“ooh itu hanya kebetulan, gaun ini adalah gaun satu satunya yang masih pas aku kenakan. dan tentang cincin ini, kau tahu bahwa cincin bisa menjaga seorang gadis dari lirikan pria pria asing, setidaknya saat pria lain melihat cincin yang melingkar di jari manis seorang wanita, saat itulah mereka akan tahu aku sudah bersama seseorang..” jawab lyra

“tentu, dulu, saat ini, nanti dan sampai kapanpun, kau akan selalu bersamaku..” seru ferdi lantang

Lyra terkejut, tentu saja. Ia tak menyangka sekarang Ferdi terang terangan mengakui perasaannya. Tanpa disadarinya pipinya merona merah.

“dan yang ingin aku tahu adalah kebenaran dari ucapanmu Lyra, kalau memang benar yang tadi engkau katakan, mengapa tidak kau pakai cincin yang lain, tak mesti kau masih memakai cincin dari seorang mantan bukan?” tanya ferdi sambil memandang tajam ke arah Lyra..

“kebenaran seperti apa yang kau ingin dengar ferdi? Bahwa aku masih mencintaimu dan masih sangat menunggumu hingga sekarang?” tanya lyra lyrih sambil menahan air matanya

“dari dulu kau selalu tak berubah Lyra, selalu tak ingin mengakui perasaan sebenarnya dari hatimu, akui saja, matamu tak bisa berbohong soal itu..” gumam ferdi lembut

“ooh sepertinya pembicaraan kita sudah terlalu melenceng Tuan Ferdinan alpath yang terhormat, sepertinya anda Lupa bahwa kita hanya akan makan malam tanpa membicarakan hal hal yang begitu pribadi? Pembicaraan ini bukanlah pembicaraan antara atasan dan karyawannya?” Seru Lyra, sengaja mengelak dari pertanyaan Ferdi barusan

“tentu aku tahu, aku sekarang bukan bicara sebagai seorang direktur kepada karyawannya, tapi aku berbicara sebagai seorang lelaki kepada wanita yang dicintainya. Salahkah aku bila ingin mengetahui perasaan macam apa yang kau rasakan kepadaku, masih adakah cinta itu..? tanya ferdi terang terangan

Ferdi menatap muka Lyra yang bertambah merah karena pertanyaan terang-terangan darinya. Ia menyadari ia terlalu memaksa Lyra mengakui perasaannya sendiri. memaksa lyra mengakui hal itu justru membuat perasaan lyra merasa tertekan karena teringat kembali awal sebab perpisahan mereka.

“aku tahu, kau belum..” gumam ferdi terhenti saat lyra memotong ucapannya

“maafkan aku ferdi, aku tak bisa berbicara tentang itu untuk saat ini, kalau kau ingin tahu apa yang kurasakan sebenarnya, aku nyaman, aku bahagia, aku merindukan saat kita hanya duduk berdua seperti ini..” gumam Lyra sambil menitikkan air mata..

Ferdi menyadari keadaan ini, digenggamnya tangan Lyra, dengan segera Ia berdiri dan memeluk lyra.
“maafkan aku sweetheart, aku terlalu banyak membuatmu menangis bahkan di saat pertemuan kita saat ini..” bisik ferdi diatas kepala lyra.

****

Ferdi mengantarkan Lyra pulang ke apartemenya. Selama diperjalanan ini mereka sibuk dengan pikirannya masing masing. Banyak hal yang ingin diceritakan Lyra kepada Ferdi begitu pula sebaliknya. Tapi sepertinya waktu belum mengizinkan es untuk mencair di saat malam yang begitu dingin ini. Maka, untuk malam ini cukup sampai di sini kebersamaan mereka.

Ketika ferdi hendak turun untuk membukakan pintu lyra, dengan segera Lyra menahannya.” Biarakan aku membukanya sendiri..” gumam Lyra

Saat lyra hendak membuka pintu mobilnya, ferdi dengan segera menahan tangan lyra. Tentu saja, lyra langsung berbalik menghadap ferdi kembali.

“betapapun kau tak mengharapkanku kembali, aku akan tetap mengejarmu bahkan bila aku harus meluluhkan hatimu lagi seperti saat pertama kita bertemu dulu..” gumam ferdi lembut

Lyra hanya tersenyum sendu. Tak tahu harus berkata apa. Ia menginginkan ferdi kembali padanya, tapi ia belum mampu melupakan kejadian 5 tahun lalu.

“dan satu hal, tak perlu lah bersifat formal saat bertemu denganku, aku masih Ferdi Mu..” seru ferdi tersenyum simpul mengakhiri kebersamaan mereka.

Setelah memastikan Lyra masuk ke dalam apartemennya. Dengan segera ferdi melajukan kembali mobilnya. harapan yang begitu kuat mulai tumbuh di hatinya.. “Lyra oh lyra”.. bisik ferdi kepada dirinya sendiri

 ****
maaf updateny sedikit. cz author lg sibuk nonton :D
thanks uda nyempetin baca cerita author.

#peluk ciumku untuk readers setia.

1 komentar:


EmoticonEmoticon