Mereka
tiba di sebuah cafe yang berkonsep natural garden. Café itu beratapkan
langit malam yang penuh bintang dan pohon pohon besar yang
mengelilinginya.
“tempat ini tak berubah sedikitpun, bahkan setelah lima tahun..” bisik Lyra pada Ferdi
Ferdi
hanya membalasnya dengan senyuman. Sembari berjalan menuju sebuah meja
yang di tengahnya ada pohon yang begitu rindang. Meja inilah tepat
favorit Lyra dan ferdi menghabiskan waktu mereka dulu. Di batang pohon itu pula, terukir nama mereka.
Ferdi & Lyra in Love ( 20 Feb 2010)
Masih terukir bahkan setelah 5 tahun sejak keduanya menulis tanggal pernikahan mereka dulu.
Untuk
sesaat mereka terlarut lagi akan kenangan indah mereka. Dalam
keheningan itu, Lyra merasa nyaman dan damai. Ferdipun juga merasakan
hal yang sama. Lamunan mereka terhenti saat seorang pelayan dari café
itu datang menemui mereka..
“ooh kalian, di malam indah ini mau pesan apa?” Seru pelayan senior di café itu
“seperti biasa..” jawab ferdi dan Lyra berbarengan, yang segera disambut gelak tawa dari ketiganya.
Di tengah makan malam mereka itu, ferdi membuka sebuah percakapan
“kenapa kau memakainnya..?” tanya ferdi dengan serius sambil memandang Lyra
“memakai apa? Cincin atau gaun ini?” Tanya Lyra bingung
“keduanya..” jawab ferdi langsung
Untuk
sesaat lyra diam, ia sibuk dengan pikirannya sendiri, sebenarnya ia
juga bingung mengapa ia masih memakai semua yang berkaitan dengan ferdi.
Mana ada seseorang yang masih mengenakan semua hal yang masih berkaitan
dengan matannya. Tapi jauh dari lubuk hatinya, Lyra tahu jawabannya
adalah karena Ia tak akan bisa melupakan Ferdi sedetikpun dalam
hidupnya, ia masih begitu merindukan sosok yang saat ini berada di
depannya. Tapi tentu saja ia tak ingin mengakui hal itu dihadapan ferdi.
Lidahnya terlalu keluh. Ia masih begitu gengsi dan egois untuk mulai
mengakuinya.
“ooh itu hanya kebetulan, gaun ini adalah gaun satu
satunya yang masih pas aku kenakan. dan tentang cincin ini, kau tahu
bahwa cincin bisa menjaga seorang gadis dari lirikan pria pria asing,
setidaknya saat pria lain melihat cincin yang melingkar di jari manis
seorang wanita, saat itulah mereka akan tahu aku sudah bersama
seseorang..” jawab lyra
“tentu, dulu, saat ini, nanti dan sampai kapanpun, kau akan selalu bersamaku..” seru ferdi lantang
Lyra
terkejut, tentu saja. Ia tak menyangka sekarang Ferdi terang terangan
mengakui perasaannya. Tanpa disadarinya pipinya merona merah.
“dan
yang ingin aku tahu adalah kebenaran dari ucapanmu Lyra, kalau memang
benar yang tadi engkau katakan, mengapa tidak kau pakai cincin yang
lain, tak mesti kau masih memakai cincin dari seorang mantan bukan?”
tanya ferdi sambil memandang tajam ke arah Lyra..
“kebenaran
seperti apa yang kau ingin dengar ferdi? Bahwa aku masih mencintaimu dan
masih sangat menunggumu hingga sekarang?” tanya lyra lyrih sambil menahan air matanya
“dari
dulu kau selalu tak berubah Lyra, selalu tak ingin mengakui perasaan
sebenarnya dari hatimu, akui saja, matamu tak bisa berbohong soal itu..”
gumam ferdi lembut
“ooh sepertinya pembicaraan kita sudah terlalu
melenceng Tuan Ferdinan alpath yang terhormat, sepertinya anda Lupa
bahwa kita hanya akan makan malam tanpa membicarakan hal hal yang begitu
pribadi? Pembicaraan ini bukanlah pembicaraan antara atasan dan
karyawannya?” Seru Lyra, sengaja mengelak dari pertanyaan Ferdi
barusan
“tentu aku tahu, aku sekarang bukan bicara sebagai seorang
direktur kepada karyawannya, tapi aku berbicara sebagai seorang lelaki
kepada wanita yang dicintainya. Salahkah aku bila ingin mengetahui
perasaan macam apa yang kau rasakan kepadaku, masih adakah cinta itu..?
tanya ferdi terang terangan
Ferdi menatap muka Lyra yang bertambah
merah karena pertanyaan terang-terangan darinya. Ia menyadari ia
terlalu memaksa Lyra mengakui perasaannya sendiri. memaksa lyra mengakui
hal itu justru membuat perasaan lyra merasa tertekan karena teringat
kembali awal sebab perpisahan mereka.
“aku tahu, kau belum..” gumam ferdi terhenti saat lyra memotong ucapannya
“maafkan
aku ferdi, aku tak bisa berbicara tentang itu untuk saat ini, kalau kau
ingin tahu apa yang kurasakan sebenarnya, aku nyaman, aku bahagia, aku
merindukan saat kita hanya duduk berdua seperti ini..” gumam Lyra sambil
menitikkan air mata..
Ferdi menyadari keadaan ini, digenggamnya tangan Lyra, dengan segera Ia berdiri dan memeluk lyra.
“maafkan
aku sweetheart, aku terlalu banyak membuatmu menangis bahkan di saat
pertemuan kita saat ini..” bisik ferdi diatas kepala lyra.
****
Ferdi
mengantarkan Lyra pulang ke apartemenya. Selama diperjalanan ini mereka
sibuk dengan pikirannya masing masing. Banyak hal yang ingin
diceritakan Lyra kepada Ferdi begitu pula sebaliknya. Tapi sepertinya
waktu belum mengizinkan es untuk mencair di saat malam yang begitu
dingin ini. Maka, untuk malam ini cukup sampai di sini kebersamaan
mereka.
Ketika ferdi hendak turun untuk membukakan pintu lyra,
dengan segera Lyra menahannya.” Biarakan aku membukanya sendiri..” gumam
Lyra
Saat lyra hendak membuka pintu mobilnya, ferdi dengan segera
menahan tangan lyra. Tentu saja, lyra langsung berbalik menghadap ferdi
kembali.
“betapapun kau tak mengharapkanku kembali, aku akan
tetap mengejarmu bahkan bila aku harus meluluhkan hatimu lagi seperti
saat pertama kita bertemu dulu..” gumam ferdi lembut
Lyra hanya
tersenyum sendu. Tak tahu harus berkata apa. Ia menginginkan ferdi
kembali padanya, tapi ia belum mampu melupakan kejadian 5 tahun lalu.
“dan
satu hal, tak perlu lah bersifat formal saat bertemu denganku, aku
masih Ferdi Mu..” seru ferdi tersenyum simpul mengakhiri kebersamaan
mereka.
Setelah memastikan Lyra masuk ke dalam apartemennya.
Dengan segera ferdi melajukan kembali mobilnya. harapan yang begitu kuat
mulai tumbuh di hatinya.. “Lyra oh lyra”.. bisik ferdi kepada dirinya
sendiri
****
maaf updateny sedikit. cz author lg sibuk nonton :D
maaf updateny sedikit. cz author lg sibuk nonton :D
thanks uda nyempetin baca cerita author.
#peluk ciumku untuk readers setia.
1 komentar:
mupeng nah... hahahaha
EmoticonEmoticon