Pertama Baca? baca Setelah tak bersama Chapter 1
****
Ferdi memang suami yang sigap. Saat Lyra sedang berpakaian. Ia telah menyiapkan sarapan untuk mereka. Roti bakar dan 2 gelas susu.
****
Ferdi memang suami yang sigap. Saat Lyra sedang berpakaian. Ia telah menyiapkan sarapan untuk mereka. Roti bakar dan 2 gelas susu.
Keluar dari kamar, Ferdi terkejut melihat Lyra yang keluar
dengan pakain rapi.
“Sweetheart, kamu mau kemana dengan pakaian seperti itu?”
tanya Ferdi penasaran
“ke kampus..”jawab Lyra pendek dan segera menuju meja makan
untuk sarapan
“tapi..” ucap ferdi yang segera dipotong Lyra
“aku sudah sehat kembali. Ada beberapa urusan yang harus aku
selesaikan di kampus…” ucap Lyra menjawab semua pertanyaan di benak ferdi
“oh ya, bagaimana hasil tes beasiswa itu?” tanya Lyra sambil
buru buru memakai tas dan bersiap berangkat.
Ferdi sudah ingin menjawab, tapi diurungkannya saat Ia
melihat Lyra terburu-buru berangkat setelah menerima panggilan telpon yang dia
tidak tahu dari siapa.
“ehmmm.. “ gumam ferdi tak jelas.
Seandainya Lyra peka, Ia akan tahu bahwa ferdi sebenarnya tak
menginginkannya pergi ke kampus. Ferdi hanya ingin menghabiskan waktu berdua
bersamanya. Entah itu pergi nonton atau sekedar memasak berdua di apartemen
mereka. Ferdi ingin menebus seminggu mereka yang hilang beberapa waktu yang
lalu..
“ aku berangkat dulu..” ucap Lyra terburu buru
*****
Selepas kepergian Lyra, Ferdi mau tak mau mengubah
rencananya. Akhirnya Ia berinisiatif mengurus perihal keberangkatannya ke
Amerika. Mulai dari tiket, surat izin tinggal sampai berbagai keperluan
lainnya. Ia juga mengurus beberpa hal yang diperlukannya selama study di negeri
paman sam itu. jadi hari ini dia menghabiskan waktu di kedutaan amerika untuk
Indonesia.
Menjelang 4 hari lagi keberangkatannya Ferdi sama sekali
belum membicarakan perihal rencana keberangkatannya kepada Lyra. Ia takut Lyra
tak berkenan dengan semua yang direncanakannya itu. tapi mau tak mau Ia harus
mengungkapkannya. Jadi saat Ia tahu bahwa malam ini Lyra tidak ada deadline
proposal penelitian, dia memutuskan untuk mengajak Lyra Dinner di sebuah
Restaurant favorit mereka
****
“wow kau terlhat mengaggumkan sweetheart..” peluk Ferdi
sambil mencium lembut puncak kepala Lyra
“oh ya, berarti bukan aku saja yang terpesona disini.” Ucap Lyra
membalas pujian dari ferdi tadi
Tak beberapa lama, mereka sudah sampai di sebuah restaurant
khas jepang. Setelah menyebutkan nomor reservasi nya, Ferdi dan Lyra diantar ke
sebuah ruangan makan VIP yang telah dipesan ferdi sebelumnya. Yah, ferdi
sengaja memesan sebuah ruangan khusus untuk mengutarakan rencananya kepada
Lyra.
Setelah memesan dan menyantap hidangan makan malamnya dalam
keheningan, ferdi terlihat semakin gugup saja. Ia telah memikirkan bahwa inilah
waktu yang tepat..
Sejenak ia menarik nafas panjang, sebelum akhirnya ia memulai
berbicara
“aku..” ucap Lyra dan Ferdi berbarengan..
Ternyata Lyrapun juga ingin mengungkapkan sesuatu kepada
Ferdi. Mereka semakin gugup saja.
Akhirnya mereka tersenyum. “kau saja yang duluan..” ucap Lyra
mengalah
“tidak, silahkan kau saja yang duluan..” ucap ferdi
“oke oke..” jawab Lyra pura-pura mencoba rileks
Sejenak Lyra terdiam, Ia takut untuk memulai mengucapkannya
dahulu. Apapun yang diucapkannya ini, pasti tak kan terdengar baik bagi ferdi. Tapi
Ia harus mencoba. “ini adalah pilihanku..”
gumam Lyra dalam hati
Sambil menarik nafas panjang, Lyra mulai berbicara
“aku akan mengikuti pertukaran mahasiswa ke Belanda..” ucap
Lyra dengan suara Lirih, sambil memperhatian reaksi Ferdi.
Ferdi diam tak bergeming, rahangnya mulai mengeras. Lyra
akhirnya melanjutkan
“aku sudah memutuskannya Fer, ini adalah impianku. Sama seperti
kau yang juga mempunyai mimpimu. Di sana aku juga akan magang di Perusahaan
Gerfon Company cabang Belanda, kau tahu GF itu mimpiku Fer” ucap Lyra antusias.
Lyra berhenti berbicara untuk menunggu apapun yang akan ferdi
ucapkan, Ferdi mulai menarik nafas panjang sebelum Ia berbicara
“ternyata Kita mempunyai mimpi yang berbeda. Sejak kejadian
yang membawa kau ke rumah sakit waktu itu, Aku telah benar benar memutuskan
untuk tidak akan berada jauh darimu. Kau tahu, aku mendapatkan beasiswa di Harvard
University, dan aku ingin mengajakmu kesana bersama…”
Lyra masih mencerna kata-kata Ferdi barusan. Ia mulai
bertanya tanya,sebenarnya apa yang terjadi saat dia berada dirumah sakit waktu
itu..
“aku tak kan kehilangan kau dan calon anak kita lagi, aku
hanya sedang berpikir untuk segera membangun sebuah keluarga sempurna sejak dokter
mengatakan kau keguguran waktu itu. tapi..” ucap Ferdi yang segera terpotong
oleh bantahan Lyra
“tidak, tidak. Aku hamil dan keguguran? Bagaimana mungkin? Kita
telah sepakat untuk tidak memilikinya beberapa tahun kedepan, tapi kau baru
saja menyesali mengapa aku bisa keguguran..” bantah Lyra cepat
“aku tak percaya kau sama sekali tak menyesalinya Lyra. Aku tahu
kita telah sepakat untuk menunda kehamilanmu, tapi kau tak melihat betapa kita
akan sempurna jika telah memilikinya..” ucap ferdi lantang, tapi tetap menahan
emosinya agar tidak meledak.
“aku punya mimpi dan kau juga punya mimpi. Tak seharusnya
kita berjalan dijalan yang sama..” ucap Lyra sambil hendak meninggalkan ruangan
ini.
Melihat hal itu, Ferdi segera menarik tangannya, dan
memeluknya erat. “ kita selesai kan di apartemen. Jangan meninggalkan aku
disini oke..” bujuk ferdi agar Lyra tak pergi jauh lagi darinya.
****
tunggu yap, kelanjutannya
EmoticonEmoticon