Setelah tak Bersama Chapter 18


 Pertama Baca? baca Setelah tak bersama Chapter 1

 ****

Ferdi memang suami yang sigap. Saat Lyra sedang berpakaian. Ia telah menyiapkan sarapan untuk mereka. Roti bakar dan 2 gelas susu.

Keluar dari kamar, Ferdi terkejut melihat Lyra yang keluar dengan pakain rapi.

“Sweetheart, kamu mau kemana dengan pakaian seperti itu?” tanya Ferdi penasaran

“ke kampus..”jawab Lyra pendek dan segera menuju meja makan untuk sarapan

“tapi..” ucap ferdi yang segera dipotong Lyra

“aku sudah sehat kembali. Ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan di kampus…” ucap Lyra menjawab semua pertanyaan di benak ferdi

“oh ya, bagaimana hasil tes beasiswa itu?” tanya Lyra sambil buru buru memakai tas dan bersiap berangkat.

Ferdi sudah ingin menjawab, tapi diurungkannya saat Ia melihat Lyra terburu-buru berangkat setelah menerima panggilan telpon yang dia tidak tahu dari siapa.

“ehmmm.. “ gumam ferdi tak jelas.

Seandainya Lyra peka, Ia akan tahu bahwa ferdi sebenarnya tak menginginkannya pergi ke kampus. Ferdi hanya ingin menghabiskan waktu berdua bersamanya. Entah itu pergi nonton atau sekedar memasak berdua di apartemen mereka. Ferdi ingin menebus seminggu mereka yang hilang beberapa waktu yang lalu..

“ aku berangkat dulu..” ucap Lyra terburu buru

*****
Selepas kepergian Lyra, Ferdi mau tak mau mengubah rencananya. Akhirnya Ia berinisiatif mengurus perihal keberangkatannya ke Amerika. Mulai dari tiket, surat izin tinggal sampai berbagai keperluan lainnya. Ia juga mengurus beberpa hal yang diperlukannya selama study di negeri paman sam itu. jadi hari ini dia menghabiskan waktu di kedutaan amerika untuk Indonesia. 

Menjelang 4 hari lagi keberangkatannya Ferdi sama sekali belum membicarakan perihal rencana keberangkatannya kepada Lyra. Ia takut Lyra tak berkenan dengan semua yang direncanakannya itu. tapi mau tak mau Ia harus mengungkapkannya. Jadi saat Ia tahu bahwa malam ini Lyra tidak ada deadline proposal penelitian, dia memutuskan untuk mengajak Lyra Dinner di sebuah Restaurant favorit mereka

****
“wow kau terlhat mengaggumkan sweetheart..” peluk Ferdi sambil mencium lembut puncak kepala Lyra

“oh ya, berarti bukan aku saja yang terpesona disini.” Ucap Lyra membalas pujian dari ferdi tadi

Tak beberapa lama, mereka sudah sampai di sebuah restaurant khas jepang. Setelah menyebutkan nomor reservasi nya, Ferdi dan Lyra diantar ke sebuah ruangan makan VIP yang telah dipesan ferdi sebelumnya. Yah, ferdi sengaja memesan sebuah ruangan khusus untuk mengutarakan rencananya kepada Lyra. 

Setelah memesan dan menyantap hidangan makan malamnya dalam keheningan, ferdi terlihat semakin gugup saja. Ia telah memikirkan bahwa inilah waktu yang tepat..

Sejenak ia menarik nafas panjang, sebelum akhirnya ia memulai berbicara

“aku..” ucap Lyra dan Ferdi berbarengan..

Ternyata Lyrapun juga ingin mengungkapkan sesuatu kepada Ferdi. Mereka semakin gugup saja.
Akhirnya mereka tersenyum. “kau saja yang duluan..” ucap Lyra mengalah

“tidak, silahkan kau saja yang duluan..” ucap ferdi

“oke oke..” jawab Lyra pura-pura mencoba rileks

Sejenak Lyra terdiam, Ia takut untuk memulai mengucapkannya dahulu. Apapun yang diucapkannya ini, pasti tak kan terdengar baik bagi ferdi. Tapi Ia harus mencoba. “ini adalah pilihanku..” gumam Lyra dalam hati

Sambil menarik nafas panjang, Lyra mulai berbicara
“aku akan mengikuti pertukaran mahasiswa ke Belanda..” ucap Lyra dengan suara Lirih, sambil memperhatian reaksi Ferdi.

Ferdi diam tak bergeming, rahangnya mulai mengeras. Lyra akhirnya melanjutkan

“aku sudah memutuskannya Fer, ini adalah impianku. Sama seperti kau yang juga mempunyai mimpimu. Di sana aku juga akan magang di Perusahaan Gerfon Company cabang Belanda, kau tahu GF itu mimpiku Fer” ucap Lyra antusias.

Lyra berhenti berbicara untuk menunggu apapun yang akan ferdi ucapkan, Ferdi mulai menarik nafas panjang sebelum Ia berbicara

“ternyata Kita mempunyai mimpi yang berbeda. Sejak kejadian yang membawa kau ke rumah sakit waktu itu, Aku telah benar benar memutuskan untuk tidak akan berada jauh darimu. Kau tahu, aku mendapatkan beasiswa di Harvard University, dan aku ingin mengajakmu kesana bersama…”

Lyra masih mencerna kata-kata Ferdi barusan. Ia mulai bertanya tanya,sebenarnya apa yang terjadi saat dia berada dirumah sakit waktu itu..

“aku tak kan kehilangan kau dan calon anak kita lagi, aku hanya sedang berpikir untuk segera membangun sebuah keluarga sempurna sejak dokter mengatakan kau keguguran waktu itu. tapi..” ucap Ferdi yang segera terpotong oleh bantahan Lyra

“tidak, tidak. Aku hamil dan keguguran? Bagaimana mungkin? Kita telah sepakat untuk tidak memilikinya beberapa tahun kedepan, tapi kau baru saja menyesali mengapa aku bisa keguguran..” bantah Lyra cepat

“aku tak percaya kau sama sekali tak menyesalinya Lyra. Aku tahu kita telah sepakat untuk menunda kehamilanmu, tapi kau tak melihat betapa kita akan sempurna jika telah memilikinya..” ucap ferdi lantang, tapi tetap menahan emosinya agar tidak meledak.

“aku punya mimpi dan kau juga punya mimpi. Tak seharusnya kita berjalan dijalan yang sama..” ucap Lyra sambil hendak meninggalkan ruangan ini.

Melihat hal itu, Ferdi segera menarik tangannya, dan memeluknya erat. “ kita selesai kan di apartemen. Jangan meninggalkan aku disini oke..” bujuk ferdi agar Lyra tak pergi jauh lagi darinya.
****

tunggu yap, kelanjutannya
#peluk ciumku untuk readers setia 

selanjutnya : Setelah tak bersama chapter 19


EmoticonEmoticon