Hari ini saya akan membagi sedikit pengetahuan saya yang
saya dapat saat kuliah keperawatan maternitas serta obstetric dan ginekologi.
Kali ini saya akan membahas sebuah issue yang sepertinya
sudah mendarah daging terutama di masyarakat kita. Dari issue tersebut banyak
hal yang sebenarnya salah kaprah dan hanya mitos belaka. Saya berharap setelah
membaca ini anda (bisa jadi laki-laki) mendapat sedikit “pencerahan” dari
tulisan saya ini, Berikut hal hal tersebut :
1.
Jenis
kelamin anak
Masalah ini
sering kali terjadi terutama untuk pasangan yang biasanya mendambakan seorang
anak laki-laki namun yang lahir justru selalu anak perempuan. Nah, saat inilah
sang suami biasanya akan menyalahkan sang istri yang tak kunjung bisa
melahirkan anak laki-laki. Malah dalam
beberapa adat, sang suami diperkenankan untuk menikah lagi agar memperoleh
keturunan seorang anak laki-laki. Anak laki-laki dianggap sebagai penerus
keluarga dan kebanggan dalam suatu keluarga dalam adat tertentu. Padahal jika
kita menilik dari ilmu ginekologi (ilmu yang mempelajari tentang GEN) yang
justru menentukan apakah anak yang dikandung sang istri adalah laki-laki atau
perempuan ialah sang suami itu sendiri.
Mengapa? Karena menurut ilmu ginekologi wanita itu mempunyai kromosom XX
sedangkan laki-laki XY. Saat terjadinya proses pembuahan, wanita pasti akan
menyumbangkan kromosom X nya, karena memang hanya itulah kromosom yang dimiliki
wanita sedangkan untuk menentukan jenis kelamin anak, laki-lakilah yang
menentukan, apakah Ia memberikan kromosom X nya atau Y nya. Jika yang diberi
kromosom X nya. Maka X + X = XX yang berarti anak yang dikandung sang istri
pasti berjenis kelamin perempuan. Sebaliknya jika sang suami memberi kromosom Y
nya (X+Y=XY) maka yang lahir pasti anak laki-laki. Jadi yang menentukan yah
dari pihak laki-laki. Namun terlepas dari hal itu, ada juga tips untuk merencanakan jenis kelamin anak.
2.
Mendidik
buah hati
Pada dasarnya
tugas mendidik anak adalah tugas bersama kedua orang tua, Karena sang anak
sendiri membutuhkan figure dari keduanya. Namun di beberapa kasus, sang suami
akan cenderung menyalahkan sang istri saat anak nya melakukan kesalahan, yakni
dengan berkata “kamu tidak becus mendidik anak..” padahal kan mendidik anak
adalah tugas bersama. Memang biasanya tugas mendidik ini didominasi oleh kaum
hawa. Namun tak selayaknya juga wanita yang selalu disalahkan. Mengapa? Karena
tugas wanita itu sudah berat dan kompleks bro, bayangkan saja, wanitalah
yang harus mengandung, mendidik hingga
membesarkannya. Dan itu tak mungkin dilakukannya sendiri?
3.
Kurang
subur atau mandul
Hal ini juga
sering kali terdengar di masyarakat. Dimana saat pasangan tak kunjung mempunyai
anak, wanitalah yang pasti disalahkan dan dikatakan mandul. Padahal faktanya
laki-laki juga bisa mandul. Untuk mengetahui siapa yang sebenarnya kurang subur
tersebut, sang istri dan suami harus memeriksakan keadaan mereka ke dokter
spesialis obstetric dan ginekologi. Pada pemeriksaan itu, bukan hanya rahim dan ovum wanita saja yang
akan diperiksa, tetapi sperma dan vas deferens laki-laki pun akan ikut
diperiksa yakni meliputi apakah bagian spermanya tersebut lengkap, motilitasnya
baik dll. Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah keadaan psikologis,
nutrisi dan lain-lain.
4.
Tidak
perawan
berbicarakan
tentang virginitas adalah hal yang lumayan sensitive apalagi bagi Negara yang
masih menjunjung adat timur seperti Indonesia. Keperawanan dianggap sebagai
tanda masih sucinya seorang wanita. Tanda yang biasanya menunjukkan sang wanita
masih perawan atau tidak adalah selaput dara yang masih utuh dan akan robek
saat malam pertama pernikahan yakni dengan keluarnya darah segar dan rasa nyeri
saat pertama kali berhubungan. Padahal faktanya, selaput dara atau hymen ini
memiliki beberapa bentuk/ jenis tersendiri. Yakni, ada hymen yang bolong bolong
pada beberapa bagian namun menutupi seluruh vagina. Seperti saringan teh. Ada
pula hymen yang bolong besar pada bagian tengah, nah hal inilah yang bisanya
seringkali terjadinya salah paham antar pasangan, dimana saat proses penetrasi
itu bisa saja selaput dara itu tidak robek karena penetrasinya sendiri tepat
terjadi di tengah lubang selaput darah tersebut. dan adapula faktor lain yang
turut mempengaruhinya yakni misalnya suatu kejadian di masa lalu wanita yang
membuat selaput dara nya robek misalnya kesalahan saat memasang kateter, yang
seharusnya dimasukkan ke uretra malah dimasukkan ke vagina. So bisa jadi kan
insiden tersebut terjadi. Jadi untuk
memastikan hal itu dan menghindari kesalah pahaman, ada baiknya lakukan
konsultasi pra nikah ke dokter obstetric dan ginekologi, saat itu pula juga
bisa di periksa keadaan selaput dara calon istri dan tingkat fertilitas
masing-masing.
Setelah
mengetahui hal hal di atas, apakah anda sebagai lelaki masih ingin menyalahkan
wanita? Wanita itu tugasnya uda berat bro, janganlah anda menitik beratkan
kesalahan padanya. Bisa anda bayangkan
gimana perasaan wanita saat dikatakn mandul, atau dituduh yang tidak tidak saat
tidak keluarnya darah di malam pertama atau dikatakan saat mendidik anak tidak
becus padahal pekerjaanya di rumah sudah berat? Liatlah lebih jeli dari sudut
pandang lain. Hargailah wanita, seperi anda menghargai ibu dan saudara
perempuan anda sendiri. Ingat, andapun lahir dari rahim seorang wanita.
Semoga artikel
yang saya tulis ini bisa bermanfaat dan bisa membawa sedikit “pencerahan” untuk
anda.
Oke readers,
sekian dulu yap :)
Baca juga,
postingan ku yang lain.
EmoticonEmoticon