Beberapa hari yang lalau, saya
mendapat kuliah maternitas tentang asuhan keperawatan di masa post partum. Saat
itu langsung saja saya terpikir untuk mengangkat tema ini dalam salah satu
postingan saya. Siang itu, dosen saya bercerita tentang bagaiman peranan suami
yang seharusnya di masa post partum sang isteri. You know what, masa post partum itu tentu saja menjadi masa yang
amat membahagiakan bagi pasangan. Karena dimasa itu, putra atau putri yang
ditunggu-tunggu selama Sembilan bulan 10 hari telah lahir ke dunia, how wonderfull that!.
Ibu mana yang tidak bahagia saat
pertama kali mendengar tangisan sang buah hati. Rasanya seluruh perjuangan
selama 9 bulan mengandung dan nyeri yang dirasakan selama proses persalinan itu
hilang seketika. Yah, untuk beberapa saat pertama kelahiran tentu saja, sang
ibu itu akan melupakan sejenak segala apa yang dirasakannya saat itu. semuanya
hanya tentang bagaimana sang buah hati itu terlihat nyata di depan matanya yang
telah lahir dengan selamat ke dunia ini. Tapi bagaiman selanjutnya?
Selanjutnya adalah bagaimana sang
ibu yang masih terus berjuang. Yaaah, kita masih harus menyebutnya perjuangan.
Perjuangan ini adalah perjuangan di masa post partum (masa-masa setelah
melahirkan). Seseorang yang belum pernah merasakannya langsung (baca:
melahirkan) tidak akan tahu perjuangan macam apa yang dimaksud. Setelah sang
ibu berjuang sendirian, di masa awal kehamilan dengan hiperemesis gravidum
(mual, muntah dimasa kehamilan), mengandung selama 9 bulan dengan berbagai
perubahan hormone yang tak menentu, berjuang di kala melahirkan dengan rasa
nyeri yang amat luar biasa, hingga masih harus berjuang dimasa post partum ini.
Haruskah dimasa yang terakhir itu, Ia masih berjuang sendirian? Tentu saja
jangan biarakan itu..
Hai kau, seluruh kaum adam, siapa
yang tak bahagia meliahat buah hatinya telahir dengan selamat ke dunia ini?.
Tapi tak lihatkah kau bagaimana wanitamu berjuang untuk itu. jadilah suami yang
senantiasa berada disamping sang isteri dimasa-masa post partum itu. tunjukan
kepedulian dan rasa tanggung jawabmu atas semua hal. Karena tentu saja kau
punya andil besar atas semua yang terjadi.
Masa post partum adalah masa
pasca melahirkan. Beberapa askep yang diberikan oleh perawat anatara lain,memeriksa
Tanda-tanda vital, memeriksa keadaan umum dan memastikan kebersihan dan
kenyamanan sang ibu dengan melaksanakan personal hygiene, termasuk perineal
hygiene. Tentu itu semua dilakukan oleh perawat kalau sang ibu masih dirawat di
RS. Dan saat ibu sudah menjalani rawat jalan dan pulang ke rumah, siapa yang
akan melakukan hal lauar biasa itu, kalau bukan para kaum adam (baca: suami).
Banyak hal yang bisa dilakukan
suami di masa post partum itu. terutama bagaimana tentang membagi tugas sehari
hari selain merawat sang isteri yang masih belum bisa beraktivitas normal pasca
persalinan, dan masih sangat membutuhkan istirahat. Berikut hal-hal yang
menjadikanmu suami sigap dimasa post partum:
1. Pastikan
isteri mendapatkan suasana yang tenang dan nyaman di rumah. Itu berarti
pastikan ia punya waktu istirahat yang cukup.
2. Bantu
Ia untuk melakukan personal hygiene (mandi dll) termasuk perineal hygiene (
kebersihan daerah vagina) dengan memastikan sang isteri mengganti pembalut
seperlunya, mengganti kasa penutup bekas jahitan di vagina setiap kali ia BAB
dan BAK.
3. Jika
isteri memang terpaksa harus begadang karena sang anak memerlukan ASI, maka
ketika sang anak menangis karena BAB dan
BAK, maka sang ayahlah yang harusnya bangun walau sedang tertidur lelapun, sekedar
untuk mengganti popok dan menenangkan tangisan sang anak.
4. Membantu
mengerjakan pekerjaan yang belum bisa dilakukan sang isteri sendiri, yakni
memasak makanan atau sekedar memebersihkan rumah.
5. Sesibuk
apapun engkau, wahai para suami, luangkan waktumu berada disekitar istri dan
buah hatimu hanya agar mereka merasa bahwa kau ada untuk mereka.
6. Pastikan
bahwa kau tetap memujinya cantik atau apapun itu hanya untuk meyakinkan sang
istri bahwa Ia masih seperti dulu, dan tak ada yang berubah walupun mengkin
bentuk badan, perhatiannya akan dirimu telah terbagi dengan sang buah hati.
Bagaimana? Mudah bukan? Ingat,
tanggung jawabmu besar atas semua yang terjadi itu. maka tunjukan tanggung
jawabmu dengan kepedulianmu padanya.
Suami sigap, kaukah itu?
EmoticonEmoticon