Self Reminder: Allah sebaik baik Sandaran






Nerstory-  Susah sekali rasanya menuliskan sesuatu yang terasa amat sakit untuk diingat karena saat kau menuliskannya, secara otomatis kau akan membayangkan kembali semuanya. Suasananya, suara riuh resah, ekspresi harap harap cemas menunggu namanya dipanggil dan yang paling memorable instrument gending sriwijayanya. Oh astaga mungkin setiap mendengarkan instrument ini, seterusnya aku akan mengingat moment ini. moment yang sebenarnya tak sedikitpun ingin kuingat apalagi kuulang. Dan seperti denial, tahap pertama dari teori kehilangannya kulber ross, reaksi spontan dalam hati ini adalah menyangkal semuanya. Berharap nominal angka yang telingaku tangkap adalah salah! dan yang lebih konyolnya berharap yang membacakannya itu salah baris persis seperti kesalahan fatal Steve Harvey saat membacakan nama miss universe 2015.



Tapii



Hingga detik akhir, semua itu tidak berubah sedikitpun. Bahkan setelah mata ini menatap nama dan angka yang tertera di sebuah kertas, hal itulah kenyataannya.

Tuhaan.. aku tetap berusaha tersenyum. Menampilkan wajah baik-baik saja yang sudah sangat terlatih. Sempat aku meratap dalam hati, Mengapa? Mengapa semua ini terjadi padaku? Bahkan semua jatuh bangunku selama ini hanya menorehkan nominal angka yang setiap aku menuliskannya selalu saja aku bertanya, apa ini hukuman Tuhan untukku?



Hukuman atas semua kelalaianku. Hukuman atas diriku yang seperti terserang demensia untuk berdoa memujanya. Aku sudah terlampau sering melewatkannya. Melewatkan waktu untuk bercengkrama kepadanya. bertukar keluh kesahku, bercerita tentang kekhawatiranku, tentang harapan harapan masa depanku. Apa aku sudah terlalu sombong? Melupakan keajaiban tentang apa saja yang bisa diperbuatnya..



AKU SUDAH SANGAT JAUH. JAUH SEJAUH JAUHNYA.. aku berharap aku masih bisa kembali, kembali menapaki langkah demi langkah mendekat kepadaMu. Menjadi kekasihMu. Menjadi seseorang yang Kaurindukan celotehnya…



Semoga. Semoga Kau masih sudi berdekatan lagi dengaku. Seorang hamba yang terlampau sering merasa ujub dan dengan lantangnya berani membusungkan dada di depanmu. Allah sudikah engkau membimbingku?



Hasbunallahu Wa Ni’mal wakiil

(cukuplah allah Menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik sandaran)



Indralaya 240117

Awal yang baik untuk sebuah renungan


EmoticonEmoticon