Setelah tak Bersama chapter 11


Pesta sudah berakhir. Setelah sekali lagi menolak tawaran Reymon untuk mengantarkannya pulang, Lyra segera berpamitan dengan rekannya dan berjalan menuju ke parkiran hotel ini. Saat ia berjalan menuju samping parkiran dari arah samping tiba tiba ada seseorang yang menariknya ke arah tiang bsear penyanggah parkiran itu. 

“Lyra dengarkan aku, seharusnya mala mini adalah malam paling aku tunggu denganmu, sebenarnya malam ini aku hendak mengakui siapa diriku sebenarnya, sebelum kau akhirnya mengetahuinya sendiri, aku minta maaf, aku tak tahu harus berbuat apa, aku hanya ingin kita bisa berteman seperti semula..” seru Vino dengan raut muka yang Nampak sedih

“ Vino, sekali lagi aku tegaskan, kau tidak harus minta maaf padaku, aku sendiri yang salah paham terhadapmu, kita masih akan tetap berteman oke? Tapi seperti yang pernah aku bilang sebelumnya, bahwa kita tak kan bisa sama lagi seperti dulu..” jelas Lyra 

“Lyraa, kita bisa memulainya dari awal bukan..?”

“ maafkan aku vino, kita masih akan tetap berteman, tapi keadaan tak akan kembali seperti sebelumnya, sekarang izinkan aku pergi, aku memiliki janji dengan seorang teman sekarang, please..”

Mendengar hal itu, vino mengendurkan cengkraman tangannya, tak lama setelah itu Lyra berjalan meninggalkan Vino dengan sejuta rasa sesak di dadanya. Bagaimana tidak? malam ini adalah malam yang Vino tunggu tunggu untuk mengungkapkan cintanya kepada Lyra, tapi sekarang? Keadaan sungguh tak bisa ditebak. Harapan sekarang tinggal harapan. Bahkan hanya untuk sekedar berteman, Lyra sudah tak bisa lagi menganggapnya seperti dulu.

****
Ferdi sudah menunggu Lyra di mobilnya. Ia sudah tak sabar menanti Lyra, tanpa disadarinya, ia senyum senyum sendiri membayangkan pertemuan mereka kelak. Karena sudah terlalu lama menunggu, Ferdi akhirnya menjadi gusar,”apakah Lyra tak menepati janjinya..” tanya ferdi dalam hati.  Tak berapa lama dari itu, Akhirnya ferdi menyadari satu hal, bahwa Ia tak menyebutkan tentang ciri ciri mobilnya, ia hanya menyuruh lyra menunggunya di parkiran samping. “Bagaimana Lyra bisa tahu ini mobil saya..” batin Ferdi

Akhirnya Ferdi menyalakan mobilnya dan memutusakan untuk mencari lyra, tak beberapa lama setelah itu, dilihatnya sosok perempuan bergaun abu abu, berdiri gusar sambil melirik jam di tangannya dan sesekali mengusap kedua lengannya karena kedinginan.

“ooh sweetheart maafkan aku..” bisik ferdi dalam hati

Dengan segera ferdi melajukan mobilnya dan tepat berhenti di hadapan Lyra. Dia hendak keluar untuk membukakan pintu Lyra tapi dengan segera Lyra membuka pintu untuk dirinya sendiri, dan bergumam, “tidak perlu repot repot pak, mana ada direkutur membukakan pintu untuk karyawannya..” seru lyra sambil duduk tepat disamping Ferdi.

“Ooh sweetheart kau masih sama seperti dulu, masih begitu mandiri dan tak ingin terlihat lemah sedikitpun di depanku..” batin ferdi dalam hati..

“maafkan aku nona Lyra, sudah membuat anda menunggu, tadi ada sedikit masalah, “ gumam ferdi lembut sambil mengulurkan jas yang sedari tadi dipakainnya ke arah Lyra..

Melihat lyra tak sedikitpun bergeming dengan tawarannya itu, dengan segera ferdi bergumam
“tak perlu sungkan nona Lyra, aku hanya merasa berasalah karena telah membuatmu menunggu dan kedinginan di parkiran ini. Pakailah..” perintah Ferdi lembut tapi terdengar tegas.

****
Perjalanan mereka berlalu dalam keheningan. Hanya beberapa lagu yang menjadi teman sunyi perjalanan mereka. Lagu lagu favorit Lyra dan Ferdi saat masih bersama, Ferdi sengaja memutar lagu lagu  itu.  

[Bruno mars, Just The Way You are]
When I see your face
There's not a thing that I would change'
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile
The whole world stops and stares for a while'
Cause girl you're amazing
Just the way you are

Dalam keheningan itu, Lyra merasa amat nyaman, Ia merindukan kebersamaan ini. Diliriknya Ferdi yang sangat serius saat menyetir. Ia bahkan tak mengalihkan pandangan matanya sedikitpun, ia sangat menikmati melihat ferdi saat sedang menyetir. Ferdi terlihat rileks tapi tetap serius.  saat ia hendak mengalihkan pandangan matanya, Lyra melihat sebuah cincin yang masih melingkar begitu pas nya di jari ferdi. Yaah, itu cincin pernikahan mereka. “apakah Ia tak pernah melepaskan cincin itu?” tanya lyra dalam hati.

Ferdi menyadari Lyra memandang ke arah tangannya yang sedang memegang setir. Ia tahu Lyra melirik cincin pernikahan yang bahkan tak pernah dilepaskannya walapun ia sudah 5 tahun berpisah dari Lyra. Tanpa disadari Lyra, Ferdi menarik dan menggengam tangan lyra kemudian membawa tangannya itu kearah samping setir kemudi itu dan menaruhnya tepat di atas tangan ferdi yang sedang menyetir. 

“masih begitu pas dan indah..” seru ferdi memecah keheningan sambil memandang tangan mereka berdua

“jika kau bertanya, pernakah aku melepaskan cincin ini, jawabnya adalah tidak, bagaimana bisa aku melepaskan cincin ini. Cincin inilah yang menautkan cinta kita berdua. Cincin yang sampai sekarang ternyata masih juga melingkar di jari manismu itu..”  gumam ferdi lembut

Lyra tak bisa berkata apa apa, hanya hembusan nafas dan air mata kebahagiaan yang tanpa diduganya mengalir dari rongga mata nya. Dielusnya lembut tangan ferdi, ingin sekali ia menghamburkan dirinya di pelukan pria yang saat ini sudah menjadi bos nya itu. memeluknya erat hingga Ferdi tak kan lagi bisa meninggalkan dirinya . Namun dengan segera ditepisnya angan angan itu. Ia harus sadar dengan keadaan sekarang.

****
Selanjutnya : Setelah tak bersama Chapter 12


EmoticonEmoticon