Pesta sudah berakhir. Setelah sekali lagi menolak tawaran Reymon
untuk mengantarkannya pulang, Lyra segera berpamitan dengan rekannya dan
berjalan menuju ke parkiran hotel ini. Saat ia berjalan menuju samping parkiran
dari arah samping tiba tiba ada seseorang yang menariknya ke arah tiang bsear penyanggah
parkiran itu.
“Lyra dengarkan aku, seharusnya mala mini adalah malam paling aku
tunggu denganmu, sebenarnya malam ini aku hendak mengakui siapa diriku
sebenarnya, sebelum kau akhirnya mengetahuinya sendiri, aku minta maaf, aku tak
tahu harus berbuat apa, aku hanya ingin kita bisa berteman seperti semula..”
seru Vino dengan raut muka yang Nampak sedih
“ Vino, sekali lagi aku tegaskan, kau tidak harus minta maaf
padaku, aku sendiri yang salah paham terhadapmu, kita masih akan tetap berteman
oke? Tapi seperti yang pernah aku bilang sebelumnya, bahwa kita tak kan bisa
sama lagi seperti dulu..” jelas Lyra
“Lyraa, kita bisa memulainya dari awal bukan..?”
“ maafkan aku vino, kita masih akan tetap berteman, tapi keadaan
tak akan kembali seperti sebelumnya, sekarang izinkan aku pergi, aku memiliki
janji dengan seorang teman sekarang, please..”
Mendengar hal itu, vino mengendurkan cengkraman tangannya, tak
lama setelah itu Lyra berjalan meninggalkan Vino dengan sejuta rasa sesak di
dadanya. Bagaimana tidak? malam ini adalah malam yang Vino tunggu tunggu untuk
mengungkapkan cintanya kepada Lyra, tapi sekarang? Keadaan sungguh tak bisa
ditebak. Harapan sekarang tinggal harapan. Bahkan hanya untuk sekedar berteman,
Lyra sudah tak bisa lagi menganggapnya seperti dulu.
****
Ferdi sudah menunggu Lyra di mobilnya. Ia sudah tak sabar menanti
Lyra, tanpa disadarinya, ia senyum senyum sendiri membayangkan pertemuan mereka
kelak. Karena sudah terlalu lama menunggu, Ferdi akhirnya menjadi gusar,”apakah
Lyra tak menepati janjinya..” tanya ferdi dalam hati. Tak berapa lama dari itu, Akhirnya ferdi
menyadari satu hal, bahwa Ia tak menyebutkan tentang ciri ciri mobilnya, ia
hanya menyuruh lyra menunggunya di parkiran samping. “Bagaimana Lyra bisa tahu
ini mobil saya..” batin Ferdi
Akhirnya Ferdi menyalakan mobilnya dan memutusakan untuk mencari
lyra, tak beberapa lama setelah itu, dilihatnya sosok perempuan bergaun abu
abu, berdiri gusar sambil melirik jam di tangannya dan sesekali mengusap kedua
lengannya karena kedinginan.
“ooh
sweetheart maafkan aku..” bisik ferdi dalam hati
Dengan segera ferdi melajukan mobilnya dan tepat berhenti di hadapan
Lyra. Dia hendak keluar untuk membukakan pintu Lyra tapi dengan segera Lyra
membuka pintu untuk dirinya sendiri, dan bergumam, “tidak perlu repot repot
pak, mana ada direkutur membukakan pintu untuk karyawannya..” seru lyra sambil
duduk tepat disamping Ferdi.
“Ooh
sweetheart kau masih sama seperti dulu, masih begitu mandiri dan tak ingin
terlihat lemah sedikitpun di depanku..” batin ferdi dalam hati..
“maafkan aku nona Lyra, sudah membuat anda menunggu, tadi ada
sedikit masalah, “ gumam ferdi lembut sambil mengulurkan jas yang sedari tadi
dipakainnya ke arah Lyra..
Melihat lyra tak sedikitpun bergeming dengan tawarannya itu,
dengan segera ferdi bergumam
“tak perlu sungkan nona Lyra, aku hanya merasa berasalah karena
telah membuatmu menunggu dan kedinginan di parkiran ini. Pakailah..” perintah
Ferdi lembut tapi terdengar tegas.
****
Perjalanan mereka berlalu dalam keheningan. Hanya beberapa lagu
yang menjadi teman sunyi perjalanan mereka. Lagu lagu favorit Lyra dan Ferdi
saat masih bersama, Ferdi sengaja memutar lagu lagu itu.
[Bruno mars,
Just The Way You are]
When
I see your face
There's
not a thing that I would change'
Cause
you're amazing
Just
the way you are
And
when you smile
The
whole world stops and stares for a while'
Cause
girl you're amazing
Just
the way you are
Dalam keheningan itu, Lyra merasa amat nyaman, Ia merindukan
kebersamaan ini. Diliriknya Ferdi yang sangat serius saat menyetir. Ia bahkan
tak mengalihkan pandangan matanya sedikitpun, ia sangat menikmati melihat ferdi
saat sedang menyetir. Ferdi terlihat rileks tapi tetap serius. saat ia hendak mengalihkan pandangan matanya,
Lyra melihat sebuah cincin yang masih melingkar begitu pas nya di jari ferdi.
Yaah, itu cincin pernikahan mereka. “apakah Ia tak pernah melepaskan cincin itu?”
tanya lyra dalam hati.
Ferdi menyadari Lyra memandang ke arah tangannya yang sedang
memegang setir. Ia tahu Lyra melirik cincin pernikahan yang bahkan tak pernah
dilepaskannya walapun ia sudah 5 tahun berpisah dari Lyra. Tanpa disadari Lyra,
Ferdi menarik dan menggengam tangan lyra kemudian membawa tangannya itu kearah
samping setir kemudi itu dan menaruhnya tepat di atas tangan ferdi yang sedang
menyetir.
“masih begitu pas dan indah..” seru ferdi memecah keheningan
sambil memandang tangan mereka berdua
“jika kau bertanya, pernakah aku melepaskan cincin ini, jawabnya
adalah tidak, bagaimana bisa aku melepaskan cincin ini. Cincin inilah yang
menautkan cinta kita berdua. Cincin yang sampai sekarang ternyata masih juga
melingkar di jari manismu itu..” gumam
ferdi lembut
Lyra tak bisa berkata apa apa, hanya hembusan nafas dan air mata
kebahagiaan yang tanpa diduganya mengalir dari rongga mata nya. Dielusnya lembut
tangan ferdi, ingin sekali ia menghamburkan dirinya di pelukan pria yang saat
ini sudah menjadi bos nya itu. memeluknya erat hingga Ferdi tak kan lagi bisa
meninggalkan dirinya . Namun dengan segera ditepisnya angan angan itu. Ia harus
sadar dengan keadaan sekarang.
****
Selanjutnya : Setelah tak bersama Chapter 12
EmoticonEmoticon