Setelah tak bersama Chapter. 6


Malam sudah semakin larut. Mata Lyra lagi lagi belum ingin terpejam, malah mata itu terus menitikkan mutiaranya turun ke pipi gadis itu. Lyra ternyata masih berusaha untuk membaca isi kertas biru itu, walau sempat takut, tapi kemudian dengan perlahan dibacanya lagi kertas yang amat sangat membuatnya sedih selama 5 tahun belakangan.

“Hari yang menjadi saat paling indah dalam hidup ku..
Hari yang akan selalu aku ingat tiap detiknya
Hari yang paling membahagiakan untukku..
Kuharap untukmu juga..
Adalah hari pernikahan kita ( 20 Februari 2010)
walau kini kita harus berpisah,
aku tak pernah menyesal pernah menjadi bagian indah dari hidupmu
jangan pernah mencoba melupakan aku dan kenangan bahagia kita,
karena kau tahu aku akan tetap mengingatnya, selamanya.
dan ketahuilah hari hari terindah dalam hidupku,
adalah saat kau menjadi istriku..”
-Ferdinan A-

 Lyra mencoba mengingat kenangan pahit itu lagi. Keputusannya lah yang akhirnya membuat Ferdi dengan berat hati mengabulkan permohonan istri tercintanya saat itu. Lyra menyadari keputusannya saat itu benar benar egois dan salah setelah Ferdi meninggalkannya. Tapi yang juga Ia sesali, mengapa Ferdi juga menurutinya..

Malam menjadi kelam saat Lyra masih teringat kembali potongan kenangan pahitnya bersama Ferdi. Namun tak mau terlalu lama larut dengan kesedihannya itu, Akhirnya Lyra memutuskan untuk menyimpan kembali kertas-kertas yang berisi kenangan indah dan kenaangan pahitnya itu ke dalam kotak biru. Yaaah, ia akan tetap menyimpannya. Seperti kata Ferdi pada surat terakhirnya itu bahwa walaupun akhirnya mereka harus berpisah, namun Lyra tak pernah menyesal pernah menjadi bagian indah dari hidup Ferdi. Tak lama setelah itu, Lyra kembali tertidur dengan kerinduannya akan sosok Ferdi di sisinya. 

****
Lyra bangun kesiangan. Saat itu jam di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 06.30. Ia Cuma punya waktu 30 menit untuk bersiap dan mengejar jadwal keberangkatan kereta petama pagi ini.
Dengan tergesah gesah akhirnya Lyra berhasil tiba di stasiun tepat pada saat 1 menit lagi kereta akan berangkat.

“Huh..” .. Lyra mendesah lega

Setelah mengambil tepat duduk di dekat pintu kereta, Ia baru bisa menyesuaikan diri dengan keadaan.  Lyra memutarkan pandangannya ke sekeliling gerbong kereta hanya untuk melihat keadaan sekitar. Tiba-tiba mata Lyra menangkap sosok yang dikenalinya berjalan ke arahnya- Vino.

Vino segera mengambil tempat duduk di samping Lyra. Seperti biasa mereka akhirnya larut dengan perbincangan hangat  seperti malam sebelumnya.

Vino memang sengaja berangkat naik kereta api lagi pagi ini, walaupun bengkel tempat mobilnya direparasi sudah memberi tahu bahwa mobilnya sudah selesai diperbaiki.  Tapi, ia ingin berangkat kerja bersama Lyra. Ia  menikmati waktu berdua bersama gadis itu.  Satu hal yang akhirnya baru disadari Vino setelah tiga kali kebersamaan dirinya dan Lyra, bahwa di jari manis Lyra ada sebuah cincin yang melingkar indah. Dan semua orang tahu bentuk cincin itu seperti cincin pernikahan. Vino, gelisah tentu saja. Namun Ia belum berniat menanyakan langsung hal itu kepada Lyra. Sekarang, Ia hanya ingin menikmati waktu untuk lebih dengan sosok yang membuatnya tertarik itu.

Hampir tiap hari Lyra dan Vino berangkat kerja bersama. Tapi setelah sampai di kantor, mereka berpisah. Yang Lyra tahu Vino bekerja di departemen produksi. Ia sama sekali tak tahu bahwa Vino lah direkturnya.Vino adalah Direktur Produksi Gerfon Company, Lyra masih tak menyadari itu, pun pada saat Vino mengajaknya makan siang di kantin perusahaan, Lyra masih tak menyadari banyaknya tatapan pegawai lain yang memperhatikan mereka. Lebih tepatnya memperhatikan direktur produksi perusahaan tersebut.

Tak terasa sudah hampir satu bulan Lyra bekerja di Gerfon company, tapi tak satu kalipun Ferdi mencoba menemuinya untuk sekedar menyapa dirinya. Akhirnya Lyra menelan pahit pahit rindu yang membuncah di hatinya. Tak mungkin Ia yang harus menemui Ferdi. Ia amat kecewa pada sosok yang masih amat dicintainya itu. Sempat Ia berpikir mungkin saja Ferdi telah melupakan dirinya untuk selama-lamanya. Tapi, untungnya perasaan itu tak sampai mempengaruhi pekerjaan Lyra sama sekali, walau kadang kadang pernah Lyra memikirkan Ferdi saat sedang bekerja, namun segera ia mengenyahkannya. 
Selama hampir satu bulan itu pula Lyra dan timnya sibuk membuat terobosan terjitu starategi pemasaran produk terbaru Gerfon company. Tak berapa lama setelah peluncuran produk itu, sudah banyak sekali respon positif dari konsumen.  Lyra dan Timnya benar benar tidak menyangka bahwa pada akhinya produk tersebut memperoleh keuntungan yang gemilang dan kesuksesaan yang luar biasa.  Kerja keras dan kemampuannya benar benar tidak bisa diragukan lagi. 

Tak kurang satu minggu lagi, Perusahaan Gerfon Company, akan berulang tahun yang ke 48. Sudah dari seminggu yang lalu pula, Vino sibuk mengajak Lyra untuk berangkat bersama ke pesta ulang tahun perusahaan itu. Dan Lyra sudah menyetujuinya. Di malam pesta itulah Vino berencana akan mengatakan jati dirinya kepada Lyra sekaligus menyatakan perasaan cintanya kepada gadis itu. Vino sudah tak sabar menanti malam itu.

 *** 
 maksih readers uda baca cerbungku sampe chapter 6. 
sekarang uda mulai masuk ke bagian cinta segitiga tokoh utama nih.. 
ehmm.. btw, yang lebih cocok ama Lyra menurut readers siapa? ferdi or Vino? jawab beserta alasannya yaa..
#Selalu peluk ciumku untuk Readers setia..

Selanjutnya : Setelah Tak Bersama Chapter 7


EmoticonEmoticon