Flasback kejadian 5 tahun yang lalu (desember 2010)
Minggu itu adalah minggu
tersibuk bagi Lyra dan Ferdi. Dalam minggu itu, Ferdi akan ujian skripsi
dan tes untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Lyrapun tak kalah sibuknya,
saat itu ia tengah dikejar deadline proposal penelitian dan deadline menulis
artikel pada suatu suarat kabar nasioanal. Yah lyra salah satu redaksi, penulis
dan editor sebuah surat kabar nasional.
Hari itu adalah hari yang penting bagi ferdi karena hari itu
ia akan mepresentasikan skripsinya. Karena kesibukannya, Lyra terlambat
menghadiri sidang skripsi itu. Saat itu Ferdi sudah hampir selesai
mempresentasikan skripsinya. Tapi Lyra baru datang. Tentu saja Lyra tidak
diizinkan masuk ke ruangan itu. Akhirnya Lyra hanya bisa menyaksikan ferdi dari
balik pintu kaca ruang konferensi kampusnya itu. Ferdi menyadari keberadaan
Lyra di sana. Ia tersenyum dari tempatnya.
Keluar dari ruang sidang, Ferdi tersenyum. Ia langsung
menyapa Lyra dan memberi tahu bahwa ia berhasil mendapat nilai A dan Lulus
dengan predikat Cum laude. Tentu saja Lyra ikut senang. Ia pun segera minta
maaf pada ferdi tentang keterlambatannya tadi. Lyra tak memberi tahu ferdi alasan
keterlambatan dirinya. Lyra terlambat karena artikel dan proposal penelitiannya
ditolak bahkan dibantai habis habisan. Ia harus merevisi ulang beberapa bagian.
Itu berarti malam ini akan begadang
lagi.
Sejak pulang dari kampus, lyra masih saja sibuk dengan
laptopnya. Ia begitu serius merivisi ulang proposalnya. Hingga ia tak sadar
bahwa ferdi berjalan kearahnya dan memeluknya dari belakang.
“sweetheart, aku tahu kamu sibuk, tapi hari ini kan hari
penting bagiku, tak bisa kah kita hanya sekedar pergi dinner ke restaurant
Favorit kita..” bisik ferdi tepat di telinga Lyra, sambil mencium lembut pundak
gadis itu.
Lyra masih tak bergeming, ia masih saja sibuk dengan
pekerjaanya. Ferdi masih tak menyerah. Akhirnya Ia mengulangi lagi permintaan
itu. tapi di luar dugaannya Lyra justru marah.
“ferdi, tolong untuk kali ini saja tinggalkan aku sendirian.
Aku butuh konsentrasi untuk merevisi ini..” tolak lyra dengan ketus
Menyadari Ia telah ditolak Lyra, ferdipun segera melepaskan
pelukannya dan segera pergi meninggalkan Lyra sendirian.
****
Setelah kejadian malam itu, hari hari lyra dan ferdi tak
berjalan lagi seperi sebelumnya, mereka berdua jarang sekali bertemu padahal
tinggal di satu atap, kalaupun mereka sempat bertemu, yang ada hanyalah
kediaman semata. Tak ada yang ingin mulai bicara duluan.
Sudah 2 hari ini lyra menginap di rumah temannya untuk
menyelesaikan deadline pekerjaanya yang lain. Ia menyadari ferdi berubah
semenjak ia menolak ajakannya malam itu. kini hubungan mereka bagaikan es di
kutub utara. Ia bingung harus berbuat apa untuk memperbaiki hubungan ini.
Akhirnya ia berpikir untuk membuat sebuah dinner romantic di apartemen mereka.
Sore itu Lyra begitu sibuk menata meja makan dan tempat tidur
mereka agar tercipta suasana yang romantic. Ia menyadari perakataanya waktu itu
telah membuat seorang Ferdinand Alpath yang selama ini tidak pernah marah
padanya kini menghindarinya dan enggan berbicara padanya. Dengan dinner ini,
Lyra berharap hubungan mereka bisa kembali membaik.
Sudah hampir 3 jam lyra menunggu kepulangan Ferdi. Ia sudah
memakai gaun malam terbaiknya bahkan menghias dirinya dengan make up. Tapi yang
ditunngunya justru tak datang. Lyra merasa kecewa. “Apakah ini yang diharapkan ferdi dari hubungan meraka?” Tanya Lyra
dalam hai.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 22.46 WIB, tentu saja
waktu makan malam sudah lama berlalu.
dengan langkah gontai Lyra berjalan meninggalkan meja makan yang sedari
tadi sudah ia tata begitu cantiknya. Ia berjalan menuju kamarnya dan
menghempaskan tubuhnya ke ranjang yang telah ditaburi kelopak bunga mawar
merah. Saat itu ia sudah tak mengharapkan Ferdi untuk pulang. Tanpa disadarinya
ia menangis tersedu sampai akhirnya tertidur.
****
Pagi itu, Lyra terbangun ketika mendengar pintu kamarnya
terbuka. Ia melihat ferdi dengan ekspresi menyesal, ferdi memandang dirinya
yang saat itu masih mengenakan gaun dan
make up yang ia kenakan semalam. Ferdi menyadari keadaan sekeliling kamarnya
dan melihat taburan kelopak bunga mawar di ranjang itu. ia juga sudah melihat
makan malam yang masih tertata dan tak disentuh sedikitpun sebelum ia masuk ke
kamar ini. Ferdi berjalan kearah Lyra
hendak menjelaskan semuanya. Saat Melihat ferdi yang berjalan kearahanya lyra
segera bangun dan berlari menuju ke kamar mandi sengaja menghindar dari ferdi.
“Lyra, maafkan aku, aku…” seru ferdi, tapi yang terdengar hanyalah
suara pintu kamar mandi yang ditutup.
Ferdi tak menyerah, saat Lyra keluar dari kamar mandi, Ia
segera hendak menghampiri lyra tapi yang didapatkannya justru penolakan dari
Lyra. Lyra mengangkat kedua tangannya sambil melangkah mundur dan berkata “tolong
keluar dulu, aku ingin memakai baju..” seru lyra dingin. Mendengar hal itu
tentu saja ferdi terkejut. Ia tak menyangka Lyra benar benar enggan dirinya
berada di kamar itu. padahal kan ia suamiya.
Ferdi lebih memilih mengalah dahulu, ia memutuskan keluar. Tak
beberapa lama dari itu, Lyra keluar dari kamar dan segera keluar dari
apartemennya dengan terburu-buru, sengaja menghindari ferdi yang ia sendiri
tahu pasti sedang menunggunya .Ferdi
terkejut melihat lyra buru buru sekali. Bahkan ia tak sempat untuk berbicara
dan menjelaskan semuanya pada Lyra.
Ternyata Lyra tidak pulang malam ini dan malam berikutnya.
Kalau saja besok dan lusa bukan jadwal seleksi beasisiwa yang ia ikuti, ia
pasti telah akan menjemput Lyra. Walaupun ia masih belum bisa menjemput lyra
dan menjelskan semuannya, tapi Ia tetap mengirim pesan dan berusaha menanyakan
keadaan dan keberadaan Lyra. Tak satupun sms dan telpon dari ferdi diangkat
oleh lyra. Saat ferdi mencoba menghubungi lyra entah untuk kesekian kalinya,
telpon Lyra justru tidak aktif lagi.
****
Selanjutnya : Setelah Tak bersama Chapter 16
EmoticonEmoticon