Setelah tak bersama Chapter 15


Flasback kejadian 5 tahun yang lalu (desember 2010)
Minggu itu adalah minggu  tersibuk bagi Lyra dan Ferdi. Dalam minggu itu, Ferdi akan ujian skripsi dan tes untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Lyrapun tak kalah sibuknya, saat itu ia tengah dikejar deadline proposal penelitian dan deadline menulis artikel pada suatu suarat kabar nasioanal. Yah lyra salah satu redaksi, penulis dan editor sebuah surat kabar nasional.

Hari itu adalah hari yang penting bagi ferdi karena hari itu ia akan mepresentasikan skripsinya. Karena kesibukannya, Lyra terlambat menghadiri sidang skripsi itu. Saat itu Ferdi sudah hampir selesai mempresentasikan skripsinya. Tapi Lyra baru datang. Tentu saja Lyra tidak diizinkan masuk ke ruangan itu. Akhirnya Lyra hanya bisa menyaksikan ferdi dari balik pintu kaca ruang konferensi kampusnya itu. Ferdi menyadari keberadaan Lyra di sana. Ia tersenyum dari tempatnya.

Keluar dari ruang sidang, Ferdi tersenyum. Ia langsung menyapa Lyra dan memberi tahu bahwa ia berhasil mendapat nilai A dan Lulus dengan predikat Cum laude. Tentu saja Lyra ikut senang. Ia pun segera minta maaf pada ferdi tentang keterlambatannya tadi. Lyra tak memberi tahu ferdi alasan keterlambatan dirinya. Lyra terlambat karena artikel dan proposal penelitiannya ditolak bahkan dibantai habis habisan. Ia harus merevisi ulang beberapa bagian. Itu berarti malam ini  akan begadang lagi. 

Sejak pulang dari kampus, lyra masih saja sibuk dengan laptopnya. Ia begitu serius merivisi ulang proposalnya. Hingga ia tak sadar bahwa ferdi berjalan kearahnya dan memeluknya dari belakang.

“sweetheart, aku tahu kamu sibuk, tapi hari ini kan hari penting bagiku, tak bisa kah kita hanya sekedar pergi dinner ke restaurant Favorit kita..” bisik ferdi tepat di telinga Lyra, sambil mencium lembut pundak gadis itu.

Lyra masih tak bergeming, ia masih saja sibuk dengan pekerjaanya. Ferdi masih tak menyerah. Akhirnya Ia mengulangi lagi permintaan itu. tapi di luar dugaannya Lyra justru marah.

“ferdi, tolong untuk kali ini saja tinggalkan aku sendirian. Aku butuh konsentrasi untuk merevisi ini..” tolak lyra dengan ketus

Menyadari Ia telah ditolak Lyra, ferdipun segera melepaskan pelukannya dan segera pergi meninggalkan Lyra sendirian. 

****
Setelah kejadian malam itu, hari hari lyra dan ferdi tak berjalan lagi seperi sebelumnya, mereka berdua jarang sekali bertemu padahal tinggal di satu atap, kalaupun mereka sempat bertemu, yang ada hanyalah kediaman semata. Tak ada yang ingin mulai bicara duluan. 

Sudah 2 hari ini lyra menginap di rumah temannya untuk menyelesaikan deadline pekerjaanya yang lain. Ia menyadari ferdi berubah semenjak ia menolak ajakannya malam itu. kini hubungan mereka bagaikan es di kutub utara. Ia bingung harus berbuat apa untuk memperbaiki hubungan ini. Akhirnya ia berpikir untuk membuat sebuah dinner romantic di apartemen mereka. 

Sore itu Lyra begitu sibuk menata meja makan dan tempat tidur mereka agar tercipta suasana yang romantic. Ia menyadari perakataanya waktu itu telah membuat seorang Ferdinand Alpath yang selama ini tidak pernah marah padanya kini menghindarinya dan enggan berbicara padanya. Dengan dinner ini, Lyra berharap hubungan mereka bisa kembali membaik. 

Sudah hampir 3 jam lyra menunggu kepulangan Ferdi. Ia sudah memakai gaun malam terbaiknya bahkan menghias dirinya dengan make up. Tapi yang ditunngunya justru tak datang. Lyra merasa kecewa. “Apakah ini yang diharapkan ferdi dari hubungan meraka?” Tanya Lyra dalam hai.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 22.46 WIB, tentu saja waktu makan malam sudah lama berlalu.  dengan langkah gontai Lyra berjalan meninggalkan meja makan yang sedari tadi sudah ia tata begitu cantiknya. Ia berjalan menuju kamarnya dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang yang telah ditaburi kelopak bunga mawar merah. Saat itu ia sudah tak mengharapkan Ferdi untuk pulang. Tanpa disadarinya ia menangis tersedu sampai akhirnya tertidur.

****

Pagi itu, Lyra terbangun ketika mendengar pintu kamarnya terbuka. Ia melihat ferdi dengan ekspresi menyesal, ferdi memandang dirinya yang saat itu masih mengenakan  gaun dan make up yang ia kenakan semalam. Ferdi menyadari keadaan sekeliling kamarnya dan melihat taburan kelopak bunga mawar di ranjang itu. ia juga sudah melihat makan malam yang masih tertata dan tak disentuh sedikitpun sebelum ia masuk ke kamar ini.  Ferdi berjalan kearah Lyra hendak menjelaskan semuanya. Saat Melihat ferdi yang berjalan kearahanya lyra segera bangun dan berlari menuju ke kamar mandi sengaja menghindar dari ferdi.

“Lyra, maafkan aku, aku…” seru ferdi, tapi yang terdengar hanyalah suara pintu kamar mandi yang ditutup.

Ferdi tak menyerah, saat Lyra keluar dari kamar mandi, Ia segera hendak menghampiri lyra tapi yang didapatkannya justru penolakan dari Lyra. Lyra mengangkat kedua tangannya sambil melangkah mundur dan berkata “tolong keluar dulu, aku ingin memakai baju..” seru lyra dingin. Mendengar hal itu tentu saja ferdi terkejut. Ia tak menyangka Lyra benar benar enggan dirinya berada di kamar itu. padahal kan ia suamiya.

Ferdi lebih memilih mengalah dahulu, ia memutuskan keluar. Tak beberapa lama dari itu, Lyra keluar dari kamar dan segera keluar dari apartemennya dengan terburu-buru, sengaja menghindari ferdi yang ia sendiri tahu pasti sedang  menunggunya .Ferdi terkejut melihat lyra buru buru sekali. Bahkan ia tak sempat untuk berbicara dan menjelaskan semuanya pada Lyra. 

Ternyata Lyra tidak pulang malam ini dan malam berikutnya. Kalau saja besok dan lusa bukan jadwal seleksi beasisiwa yang ia ikuti, ia pasti telah akan menjemput Lyra. Walaupun ia masih belum bisa menjemput lyra dan menjelskan semuannya, tapi Ia tetap mengirim pesan dan berusaha menanyakan keadaan dan keberadaan Lyra. Tak satupun sms dan telpon dari ferdi diangkat oleh lyra. Saat ferdi mencoba menghubungi lyra entah untuk kesekian kalinya, telpon Lyra justru tidak aktif lagi.

 ****
 Selanjutnya : Setelah Tak bersama Chapter 16


EmoticonEmoticon