Hari yang begitu melelahkan bagi
Lyra. Hari pertama bekerja dan hari pertama kali pula ia bertemu kembali dengan
sosok yang dirindukannya selama lima tahun ini, Ferdinand Alpath.
Tepat jam 7 malam Lyra tiba di
apartemenya, inilah apartemen yang ia beli dengan keringatnya sendiri. Semasa
kuliah Lyra adalah penulis yang aktif di sebuah majalah bisnis dan honor
menulisnya inilah yang ia tabung selama lima tahun. Hingga saat ia pulang
kembali ke Indonesia, Lyra langsung
membeli apartemen ini walaupun dengan cara mencicil. Untuk saat ini, lyra harus
focus untuk melunasi cicilan apartemennya ini, oleh karena itu ia belum
berhasrat untuk membeli mobil.
Segera setelah membuka pintu
apartemennya yang bernomorkan 122, Lyra segera menuju dapur untuk menuangkan
segelas air putih, dengan segera ia meminumnya kemudian bersiap mandi dan
istirahat.
Rupannya mata lyra berkehendak
lain, ia belum ingin tidur, masih begitu jelas sosok yang dirindukannya,
Ferdinand Alpath terbayang kembali diingatannya. Ia teringat kembali saat ferdi
menantapnya langsung dari depan podium. “Yaah, dia harusnya tahu bahwa itu
aku”, pikir lyra dalam hati. Lyra tak tahu apa yang dirasakannya, rindu yang
mengecewakan tentu saja. Mengapa Ferdi tidak menyapanya, mengapa Ia hanya
berlalu entah pergi kemana setelah ia melihat Lyra. Rasa sesak tiba tiba
menghampiri Lyra. Tanpa sadar ia berjalan menuju meja kerjanya dan megeluarkan
sebuah kotak dari dalam laci. Kotak yang berwarna biru, yang sudah berapa lama
tidak dibuka nya.
Di bacanya lembar demi lembar
tulisan dari dalam kotak itu.. mau tak
mau Lyra teringat kembali moment terindah dalam hidupnya lima tahun yang lalu.
“hari ini tepat satu bulan sejak pertama aku melihat mu, berlari menuju
pohon untuk berlindung dari hujan di depan perpustakaan. Hanya kita berdua di
bawah pohon itu. Aku lihat kau tersenyum, senyum yang segera menghangatkan
hatiku ditengah terpaan angin yang dingin sore itu dan sejak saat itu aku sadar
engkaulah duniaku..”
From your secret admirer,
-Ferdinand A-
Lyra membaca bait demi bait kata
kata romantis ferdi untuknya yang sengaja di selipkan ferdi di buku yang hendak
ia pinjam di perpustakaan. Entah
bagaimana akhirnya ferdi berhasil membuat Lyra menyadari keberadaan dirinya
dari surat tersebut.
“ setiap hari aku selalu jatuh cinta lagi dan lagi pada seorang gadis,
dan itu adalah kamu, Lyraisha Darmajaya..”
-Ferdinand A-
Kembali Lyra membaca tulisan
tangan Ferdi untuknya sebuah ungkapan cinta setiap hari yang Ferdi selipkan di
keranjang sepeda Lyra, lengkap dengan setangkai bunga yang ia petik dari taman
samping ruang kuliah, entah itu mawar, melati, bunga matahari dan lain lain,
apapun jenis bunga yang sedang mekar di taman itu.
“selamat Ulang tahun ke 19, sweetheart.. you’re be Mine and I am
yours..”
“Diner di rumah aku aja ya.. ada masakan special aku untukmu..”
-Ferdinand A-
Ini adalah ulang tahun pertama
Lyra sejak Ia mengenal Ferdinand, kakak tingkatnya di jurusan dan fakultas yang
sama, Bisnis dan Management. Saat itu Lyra masih semester 2 dan Ferdi sudah
semester 6. Hari itu, ferdi sengaja tidak masuk kuliah, sejak pagi Ferdi sibuk
menyiapkan dinner special yang ia masak sendiri. Dan saat Lyra datang
kerumahnya, Ia begitu surprise menyadari Ferdi memasak makanan di hari Ulang
tahun nya. Walaupun dari segi rasa, masakan Ferdi Jauh dari sempurna namun
kebersamaan mereka malam itu dan kesungguhan Ferdi untuk memasak di dapur lah
yang membuat Lyra tersentuh. Untuk ukuran orang yang sangat benci dan alergi
berada di dapur, Ferdi telah membuatnya tersentuh dengan segala kesungguhan
hatinya untuk melawan rasa bencinya itu.
Berbeda sekali dengan Lyra yang amat
gemar memasak. Lyra semakin larut akan suasana
indah lima tahun yang lalu, suasana kebersamaan dengan sang kekasih. Suasana
indah saat mereka baru saling mengenal, saling jatuh cinta hingga akhirnya
menikah.
Membicarakan soal menikah, tak
banyak orang berpikiran sama dengan Lyra dan Ferdi. Mereka menikah benar benar
d iusia muda. Saat mahasiswa masih sibuk dengan urusan kampus dan
organisasinya, Lyra dan ferdi justru mengambil langkah tegas dengan segera
menikah setelah yakin rasa cinta yang dirasakan keduanya begitu indah. Tapi, pernikahan itu bukanlah karena si
wanita tengah hamil, namun karena mereka benar-benar saling mencintai. Jadi
tunggu apa lagi? Bukankah niat yang baik harus dilaksanakan segera?
Saat itu tepat di hari ulang
tahun Lyra yang ke 20 tahun, 12 Februari 2010, Ferdi melamarnya. Lamaran indah
yang begitu sederhana.
Sore itu, Ferdi sengaja mengajak
Lyra ke sebuah taman yang terletak di belakang kampusnya. Sengaja ferdi
mengajak Lyra ke taman belakang yang relative lebih sepi dan terawat dibanding
taman depan kampus yang terlalu banyak di kunjungi mahasiswa. Di taman itu, ada
sebuah danau buatan yang indah, di tengahnya terdapat tugu air mancur yang
begitu kokohnya. Danau itu di kelilingi oleh rumput rumput yang terawat. Saat
tiba di taman itu ferdi mengajak Lyra duduk di depan danau mengamati riak
gelombang air danau karena terpaan angin, tak berapa lama, ferdi berbaring di
rumput itu, melihat itu Lyra langsung mengikuti Ferdi. Sejenak mereka terdiam,
menarik nafas dengan begitu dalamya merasakan suasana indah saat matahari
hendak terbenam.
“pejamkan matamu..” pinta ferdi
kepada Lyra
Setelah melihat lyra memejamkan
matanya, seketika itu ferdi menjentikkan jari sebelah kirinya, dan saat itulah
ferdi bergumam..
“buka mata sweetheart, dan
lihatlah ada apa di langit..” pinta ferdi kepada Lyra..
Seketika lyra membuka matanya dan
menyaksikan segeromnolan balon warna warni yang menerbagkan kertas besar yang
bertuliskan WILL YOU MARRY ME, Lyra..”?
Seketika itupula pipi Lyra
bersemu merah, diliriknya sosok yang ada di sampingnya, saat itu Ferdi
mengeluarkan sebuah kotak yang dilapisi bulu beludru yang indah, Dikeluarkannya
cincin Indah itu sambil berkata..
“Hari-hariku biasa-biasa saja, sampai pada saat aku bertemu denganmu..
Kau sepenuhnya mengalihkan duniaku, mengubah hal biasa menjadi luar
biasa
Menjadikan langkahku indah dalam setiap harinya, kaulah akhirku..
Bersediakah kau menjadi istri dan ibu dari anak-anaku..?” Ucap Ferdi
dengan lembut menunggu jawaban Lyra..
Di balik kelembutan itu ada rasa
cemas di hati Ferdi. Diliriknya sosok di sampingnya itu, terlihat Lyra sedang
terlihat Berpikir keras untuk menjawab lamaran Ferdi padanya. Dan sungguh itu
membuat jantung ferdi berdetang mungkin beribu kali lebih cepat dari biasanya.. dan iy=tu memang sengaja Lyra lakukan, untuk membuat Ferdi harap-harap cemas.
Keheningan menyelimuti mereka..
saat suara Lyra memecah keheningan itu, ditatapnya sosok lelaki di hadapannya, sambil
berkata, “ akuu.., akuu tidaak..” suara lyra terputus, membuat Ferdi bertambah
yakin bahwa Lyra akan menolak Lamaran darinya.. muka Ferdi pucaat.
“akuu, tidaakk perlu berpikir panjang
untuk menerimamu, Ferdi..” lyra diam sesaat, “ selama 6 bulan kebersamaan ini
aku tahu jawabanku melebihi dari sekedar kata ya..”
Ferdi benar benar terkejut,
hingga Ia melupakan untuk memasang cincin yang telah ia siapakan tadi..
“kau tak kan memasangkan cincin
itu untukku?” tanya Lyra untuk menyadarkan Ferdi dari keterkejutannya, lalu
melanjutkan, “apa aku harus memasangnya sendiri?” Goda Lyra kepada Ferdi..
Saat Ferdi tersadar dengan godaan
Lyra kepadanya, ia tersenyum lembut pada Lyra, lalu bergegas memasangkan cincin
di jari manis kekasihnya itu, sambil berkata, “Ingatlah hari ini, saat aku
memasangkan cincin ini di jari manismu, dan hanya aku satu satunya yang
pernah..” gumam Ferdi dengan lembut..
Begitulah, salah satu hari paling
indah dalam hidup Lyra, sebelum akhirnya Ia tersadar dan kembali dari kenangan
terindah lima tahun yang lalu. Kemudiaan diliriknya kertas berwarna biru yang
ada di gengaman tangannya, kertas terakhir dalam kotak itu yang belum dibacanya, kertas yang membuatnya
hampir selalu menangis di setiap malamnya saat Ia membacanya kembali. Lyra benar benar merindukan sosok
itu, Ferdinand Alpath. Sampai ia tak sadar telah tertidur di meja kerjanya.
****
Oke guys, tunggu kelanjutannya
yaa.., btw, apa sih tulisan yang ada di kertas biru itu hingga membuat Lyra
menangis setiap ia membacanya.? Wait next chapter.. #Peluk Cium ku untuk para Readers
Selanjutnya : Setelah tak Bersama Chapter 5
Selanjutnya : Setelah tak Bersama Chapter 5
EmoticonEmoticon