Setelah tak Bersama Chapter 5


malam semakin larut. Lyra tak beranjak bangun dari meja kerjanya. Ia tertidur dengan kenangan manis dirinya bersama Ferdi 5 tahun yang lalu. Kenangan indah itu lagi lagi hadir dalam mimpi malam Lyra. Setiap detail kenangan itu masih jelas terbayang sampai selalu hadir dalam mimpi Lyra.

****

Sore itu begitu cerah. Di rumah kediaman orang tua Lyra terlihat kesibukan beberapa orang.  Kesibukan yang pasti dilakukan semua orang saat sesuatu yang sakral akan terjadi. Beberapa jam dari sekarang, akan dilaksanakan Akad nikah Lyra dan Ferdi.

Yah, Lyra dan Ferdi akan menikah. Mereka benar benar bahagia- tentu saja. Apalagi kedua orang tua Ferdi dan Lyra amat merestui hubungan putra putri mereka. Lyra dan Ferdi sama sekali tak kesulitan mendapat restu kedua orang tua mereka. Bagaiman tidak. Dalam keluarga Ferdi, menikah muda sepertinya sudah menjadi tradisi. Ferdi anak ketiga dari 4 bersaudara. Kedua kakaknya sudah menikah bahkan di awal awal masa kuliah mereka. Tak terkecuali adik Ferdi yang bernama Dimas, Ia juga  sudah mengambil keputusan penting itu bahkan pada saat ia masih duduk di semester 2 kuliahnya. Sepertinya ia juga terinspirasi kebahagian pernikahan kakak tertuanya itu.  Tinggallah Ferdi yang masih sendiri. Sebenarnya bila mau dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, keputusan Ferdi untuk menikahi Lyra sedikit terlambat. Karena saat ini Ia sudah masuk ke semester 7. walaupun Lyra sendiri saat itu masih semester 3. 

Beruntungnya Ferdi, ia Juga tak kesulitan meyakinkan Lyra bahwa keputusan mereka untuk segera menikah adalah hal yang benar. Memang mulanya Lyra ragu akan hal itu. Namun seiring waktu kebersamaan mereka, Lyra menjadi yakin. Apalagi setelah Lamaran romantis Ferdi kepada dirinya. Ditambah pula restu kedua orang tua Lyra. Orang Tua Lyra memang sudah menyampaikan restu mereka bahkan,  sebelum Ferdi akhirnya melamar Lyra.

Lyra adalah Putri bungsu dari dua bersaudara. Kakak laki-lakinya yang berjarak 5 tahun lebih tua darinya, juga sudah menikah. Ayah Lyra memang sudah mulai sakit sakitan, menyadari akan hal itu, lyra tak ingin mengecewakan ayahnya. Pernah suatu ketika Ayah Lyra berbicara empat mata dengannya.

“Lyra.. ayah punya permintaan untukmu..” ucap ayah Lyra lirih dan akhirnya melanjutkan “kamu adalah putri Ayah satu satunya, izinkan ayah mu ini menjadi wali nikahmu nak..” ayah tahu Ferdi serius kepadamu, ia juga pemuda yang baik..” ucap ayahnya kepada Lyra..

Lyra hanya bisa mengangguk kepada ayahnya itu. Sempat Ia berpikir bahwa permintaan ayahnya itu terlalu berlebihan. Lyra merasa masih muda dan tidak mau buru buru menikah. Namun ada kenyataan yang akhirnya Lyra sadari bahwa dia adalah Putri satu satunya yang berarti ayahnya sungguh sungguh ingin menjadi wali nikah anak kandungnya itu. Dan Lyra tahu betul keadaan ayahnya saat itu, Ia takut itu adalah permintaan terakhir ayahnya.

Tapi jangan salah, Lyra menerima Ferdi bukan semata-mata karena permintaan ayahnya itu, melainkan Ia memang sudah yakin untuk melabuhkan cintanya pada seseorang yang memang juga mencintainya.

***
Akad nikah Lyra dan Ferdi dilaksanakan dengan begitu sederhana dan tertutup namun nuansa keskralannya begitu terasa. Akhirnya Ayah Lyra sendiri yang menjadi wali nikah putri satu satunya itu. Terlihat kebahagiaan yang tak ternilai dari wajah ayah Lyra dan semua keluarga, kerabat dan bebrapa teman akrab Lyra dan ferdi yang hadir pada akad nikah itu terutama saat Ferdi berhasil melafakan akad nikahnya hanya dengan sekali hebusan nafas. Hingga akhirnya saksi menyatakan sah, barulah Lyra mencium tangan lelaki yang akhirnya menjadi suaminya kini. Ferdipun membalasnya dengan mencium kening Lyra untuk pertama kalinya.

Lyra dan Ferdi akhirnya benar banar menikah. Tapi mereka dengan bijak dan halus menolak resepsi yang hendak dilaksanakan oleh kedua orang tua mereka. Terutama orang tua Lyra. Kalau dilihat dari segi kemampuan, keluarga Lyra dan Ferdi lebih dari sekedar keluarga berada. Ayah ferdi sendiri adalah pemilik yayasan dari beberapa sekolah dan kampus swasta ternama serta rumah sakit swasta di kota tersebut. Sedangkan Ayah Lyra adalah mantan Sekretaris daerah tingkat provinsi sebelum akhirnya pensiun. Resepsi seperti apa yang tidak bisa mereka langsungkan, namun karena kegigihan putra putri mereka yang memutuskan untuk merahasiakan pernikahan tersebutlah yang akhirnya membuat kedua orang tua mereka menyerah dan mengikuti keinginan anak tercintanya. walaupun terlihat menerima, namun orang tua mereka bahkan masih mempertanyakan Kepututusan ferdi dan Lyra yang masih hendak merahasiakan sataus mereka itu. Keputusan yang mungkin saja akan membuat mereka menyesal suatu hari nanti. Terlepas dari hal itu, Sebagai balasan atas penolakan tersebut, orang tua Ferdi memberikan Apartemen yang segera mereka tempati setelah menikah.

Hari hari yang mereka lalu setelah menikah tentu saja lebih bahagia dan intim. Mereka berbagi hal hal yang tidak mereka lakukan sebelum mereka menikah.

Di suatu pagi, hanya berselang beberapa hari semenjak pernikahan mereka, Ferdi dibuat kagum pada sosok Lyra- istrinya.

“Inilah asyiknya menikah, benar benar ada yang memperhatiakan” , seru Ferdi dari balik pintu dapur, lalu ia melanjutkan, “kenapa tak dari dulu saja aku menikahimu my sweetheart..”gumam Ferdi suatu hari kepada Lyra. Saat ferdi bangun tidur dan ternyata istri tercintanya  itu sudah memasakkan sarapan special untuknya. Lyra hanya tersenyum dengan pipi yang bersemu merah mendengar pujian suaminya itu.

 Tak bisa dipungkiri bahwa setiap rumah tangga pasti memiliki masalah, Bebrapa kali memang ada pertengkaran kecil diantara mereka, namun justru semakin membuat jalinan cinta mereka semakin kuat.

Berakhirnya kenangan indah dalam mimpi itu membuat lyra kehilangan. Ia akhirnya terbangun dan menyadari suasana sekitarnya. Di pandangnya kertas biru yang masih dipeggangnya kini. bahkan dalam tidur dan mimpinya pun Lyra tak sanggup membaca lagi isi kertas itu.

Kilau sesuatu di jarinya karena pantulan temaram lampu meja belajarnya mengalihkan perhatian lyra pada kertas biru itu,  kini ia menyadari keberadaan sesuatu yang tak kan sanggup dilepaskannya dan selalu dipakainya kemanapun. Yaah, Cincin pernikahan yang masih melingkar indah di jari manisnya  inilah saksi bisu betapa bahagianya dia lima tahun yang lalu. Lyra menitikkan air mata. Air mata kerinduan pada seseorang yang telah memasangkan cincin indah itu ke jarinya.
***
Oke readers, malam ini sekian dulu yaa.. masih penasaran kan kelanjutan kisahnya?. Always stay on here, ok..

#Peluk ciumku untuk Readers yang setia

Oh yah, sebelumnya Authors minta maaf yaa, karena masih merahasiakan isi kertas biru itu.. sengaja sih untuk buat readers pada penasaran.. hahaha :D, silahkan menebak-nebak sendiri isi kertas itu ya readers..


EmoticonEmoticon