Hari sudah mulai gelap, matahari
sudah mulai menyembunyikan sinar terang nya. Semua pegawai Gerfond Company
bergegas pulang ke peristirahatannya masing masing. Lyra berpisah dengan ke
empat teman Se timnya, ternyata arah rumah mereka tak ada yang sama.
“untung kantor Gerfond Company
dekat dengan stasiun kereta..” pikir Lyra dalam hati
Hanya perlu berjalan kaki 5 menit
lyra sampai di stasiun kereta api terdekat. Dan lyra haya perlu menunggu 10
menit untuk jadwal keberangkatan
keretanya. Setelah berada dalam kereta, lyra segera mencari tempat duduk
starategis untuk membaca, yakni dipojok. Dilirinya pojok sebelah kanan,
ternyata ada tempat yang kosong. Segera setelah itu Lyra larut dalam novel yang
dibacanya itu. Tanpa disadarinya, ada pria yang menyapanya..
“hai..” sapa Vino dengan ramah,
“Naik kereta jadwal ini pula?” tanya
Vino kembali.
“Vino..?” seru lyra tak
menghiraukan pertannyaan Vino barusan..
“Tujuanmu ke mana?..” tanya lyra
ramah
“Eehh, ooh.. di perumahan green
Mansion..” jawab Vino gugup tak disangkanya lyra langsung menanyakan tujuan
“Hah, searah dong. Berarti kita
berhenti di stasiun yang sama..” seru Lyra
“Sebenarnya itu rumah tante”,
jawab Vino bohong.
“ Ooh.. sebenarnya rumahku juga
dikawasan itu, aku tinggal di apartement masih dikawaan green mansion..” aku
Lyra panjang..
Sebenarnya Vino tahu betul
apartement yang Lyra maksud. Karena tak jauh dari apartemen Lyra, hanya jarak
beberapa block dan tentu masih dikawasan yang sama ada rumah Vino. Rumah mewah
yang diakuinya rumah tantenya. Vino tak mau kalau Lyra yang telah membuatnya
begitu tertarik sejak saat pertama membaca dan melihat data pribadinya dari
dokumen yang lyra jatuhkan di ruang konferensi tadi pagi, akan menjahuinya,
jika tahu siapa sebenarnya Vino.
Bukan tanpa Alasan Vino berangkat
kerja naik angkutan umum, mobil mewah mercedes yang ia punyai sedang dalam
perbaikan. Walaupun sebenarnya Vino mendapat fasilitas mobil dan jasa supir
pribadi dari perusahaanya. Tetap saja ia lebih memilih naik angkutan umum.
Kadangkala ia memang menyukai menjadi orang biasa tanpa harus memandang jabatan
dan siapa dia sebenarnya. Tak jarang dalam satu bulan Vino akan naik angkutan
umum setidaknya 3 kali. Vino menikmati
itu, apalagi setelah ia bertemu dengan wanita yang begitu membuatnya tertarik.
Dalam sisa perjalanan itu, banyak
hal yang lyra dan Vino bincangkan. Vino tahu hobby dan kegemaran Lyra setelah
ia membaca profil lengkap wanita itu dari dokumen personalnya. Maka dari itu ia
sengaja memulai obrolan mengenai hobby Lyra tersebut. Lyra terlihat antusias bercerita
mengenai hobby nya membaca novel tersebut. Lyra pikir Vino juga mempunyai
ketertarikan yang sama dengannya. Mereka berjanji akan ke toko buku bersama
untuk membeli beberapa novel terbaru.
***
Selanjutnya : Setelah Tak Bersama Chapter 4
***
Selanjutnya : Setelah Tak Bersama Chapter 4
EmoticonEmoticon