Setelah tak Bersama Chapter 8


Untuk beberapa saat lamanya tak ada yang bersuara, hanya helaan nafas kedua nya saja yang terdengar, pandangan mata Lyra dan Ferdi begitu menyiratkan perasaan mereka. Perasaan kedua orang yang sudah lama tidak bertemu. Perasaan rindu yang teramat sangat hingga tak menyadari keberadaan Vino yang diam diam menyaksikan suasana yang tak biasa di sana.  

“Ehm ehm..” terdengar suara vino memecah keheningan antara ferdi dan Lyra. setelah mendengar suara batuk yang memang disengaja oleh Vino itu, barulah keduanya tersadar. Lyra memandang penuh arti pada sosok dihadapannya tanpa sedikitpun menengok ke arah Vino. segala macam perasaan berkecamuk di benakknya. Ia sudah mengira hal ini memang akan terjadi cepat atau lambat. karena faktanya, Ia bekerja satu perusahaan dengan Ferdi. namun,  satu hal yang mengganggu pikiran Lyra bahwa direktur eksekutif perusahaan tempat ia bekerja dan sekarang sedang berhadapan dengannya adalah seseorang yang dahulu pernah sangat dekat dengan dirinya, tapi kini entah mengapa Lyra merasa jauh. Dia sedang berusaha menghilangkan bayangan Ferdi yang jelas jelas tahu keberadaannya di perusahaan itu tapi sepertinya Ferdi tak sama sekali punya niat untuk menemuinya. Lyra merasa lebih dari kecewa. Sedangkan Ferdi sendiri, merasa belum siap bertemu Lyra, wanita yang masih sangat Ia cintai. Ferdi tengah memilih waktu dan suasana yang tepat. Yang jelas bukan sekarang. kejadian Ini tak diduganya sama sekali.

Saat itulah keheningan dan kecanggungan keduanya berangsung angsur mulai memudar. Vino dengan sigap menyapa Lyra. 

"Lyra?"  "Ada apa?" Tanya Vino sembari melihat dokumen yang ada di tangan Lyra

"Ooh, eeh ini saya hanya mau sekedar mengantarkan laporan kerja Tim bisnis dan marketing junior".. jawab Lyra

"Ooh kalau begitu letakan saja di sana".. perintah Ferdi tanpa mengalihkan pandangan matanya sedikitpun dari gadis itu.

Lyra berjalan menuju meja kerja Ferdi, jarak mereka kini begitu dekat. Ferdi dan Lyra sama sama bisa mencium aroma parfum yang sudah sangat familir bagi keduanya. menyadari hal itu, tentu saja lyra merasa tak nyaman dan memilih untuk segera beranjak pergi meninggalkan ruangan ini.

“terima kasih dan selamat atas kesuksesaan starategimu..” seru Ferdi masih dari balik meja kerjanya.
“Terima kasih kembali pak, permisi..” balas Lyra 

Melihat lyra hendak berjalan keluar dengan ekspresi yang sungguh sangat sulit terbaca, Vino merasa bahwa sikap Lyra menjadi seperti itu karena penyamarannya selama ini sudah terbaca oleh Lyra. tentu Vino merasa harus segera menjelaskan yang sebenarnya kepada gadis itu. mana mungkin ia bisa mengelak lagi, dengan penampilanya saat itu yang  mengenakan jas abu abu dan bukan kemeja putih yang ia biasa kenakan ketika bertemu Lyra. ditambah lagi, situasinya pun mendukung, saat ini ia tengah berada di ruangan Ferdi pula. “Mana mungkin seorang karyawan biasa bisa dengan santai berada di ruang seorang direktur, kalau dia sendiri bukan seorang direktur..” pikir Vino dalam hati. 

Tak ingin membuang banyak waktu dan tanpa memikirkan fakta bahwa Ferdi berada di sana,  dengan segera Vino berseru, “Lyra tunggu aku, kita bisa keluar bersama, ada yang ingin ku bicarakan padamu..” pinta Vino pada Lyra.

Mendengar suara Vino, lyra segera melirik kearah seseorang yang memanggilnya tersebut. Ia baru menyadari ada yang berbeda dari penampilan Vino dan mengapa Vino bisa ada di ruangan ini serta terlihat jelas hubungan Vino dan ferdi bukan atasan dan bawahan. semua nampak begitu jelas kini, akhirnya Ia menyadari satu hal, Vino juga seorang eksekutif perusahaan Gerfon Company, dan Ia baru menyadarinya. “Ooh tidak, Vino membohonginya..” gumam Lyra dalam hati

Tak mau ambil pusing dengan keadaan tersebut, Lyra yang tadinya sempat berhenti sejenak setelah dipanggil Vino kini dengan mantap melangkahkan kakinya keluar. Baginya tak ada yang perlu didengar lagi dari Vino. situasi yang baru saja ia alami sudah sangat rumit, terutama saat dia bertemu dan bertatapan langsung dengan Ferdi yang sudah 5 tahun tidak berjumpa dengan dirinya, dan sekarang ditambah pula kenyataan bahwa  Vino telah membohonginya serta dengan sengaja menyembunyikan identitasnya. akhirnya Lyra lebih memilih untuk meninggalkan ruangan ini sesegera mungkin.

Melihat hal tersebut, Vino dengan segera mengejar Lyra dan menarik tangannya..
“please Lyra dengarkan penjelaskan ku..” pinta Vino

Langkah Lyra terhenti, Ia ingin berbalik dan melepaskan genggaman tangan Vino, saat itulah, matanya bertatapan dengan Ferdi. Ia sama sekali tak bisa membaca ekspresi di wajah ferdi. “Apakah Ferdi cemburu?” tanya Lyra dalam hati

Menyadari situasi yang sama sekali tak diinginkannya ini, Lyra segera melepaskan genggaman di tangannya dan dengan tergesa gesa meninggalkan ruangan ini. Meninggalkan Vino yang hanya bisa membeku di tempatnya. Meninggalkan Ferdi dengan sejuta ekspresi yang sama sekali tak bisa di bacanya.

****


Ditunggu yah chapter selanjutnya, 

#peluk ciumku untuk Reader setia.. 

Selanjutnya: Setelah Tak bersama Chapter 9


EmoticonEmoticon