Pertama Baca? mulai baca dari Setelah tak bersama Chapter 1
****
Tepat pukul 19.15 Lyra tiba di apartemennya. Ia tak menyadari apapun sebelum ia masuk ke dalam apartemen itu dan melihat seikat mawar merah terletak dengan indahnya di atas meja tamu..
Dengan segera ia menyalakan lampu tengah dan mendapati ferdi
berdiri di sana..
“how’re you sweetheart?” tanya ferdi antusias
“oh No, aku akan segera mengganti password apartemenku kalau
begitu..” ucap Lyra semabari berbalik dan segera menekan password yang
dianggapnya tidak akan diketahui ferdi..
“wow, defensive sekali reaksimu, ada apa? Bukankah semuanya
baik-baik saja sepanjang hari ini?” tanya ferdi sambil berjalan menuju Lyra..
“baik-baik saja? aku tanya padamu, kemana saja kau hari ini?”
tanya Lyra yang merasa kesal atas sikap pura-puranya ferdi..
“wait-wait, sebenarnya ada apa ini sweetheart? Seharian ini
aku ada meeting dengan klien penting..”
“Oh ya, sampai kau tidak bisa menghubungiku sama sekali, dan
itu menyadarkanku bahwa semua ucapanmu pagi tadi hanya gombalanmu saja, dengan
bodohnya aku luluh..” jawab Lyra dengan nada kesal yang tidak bisa
disembunyikan..
“maaf aku tak menghubungimu seharian ini sweetheart, percayalah
akupun sama tersiksanya sepertimu, tapi bukankah reaksimu ini terlalu
berlebihan?”
“berlebihan hah? Aku hanya ingin tahu pergi kemana saja kamu
hari ini.. tapi ternyata kau tidak mengatakan yang sebenarnya kepadaku, aku
ingin kau berkata jujur, itu saja..”ucap Lyra
Ferdi diam sejenak, mereka berdua mulai mengatur emosi
masing-masing..
“Sejujurnya, tanpa bermaksud mencurigaimu, aku mengecek
jadwalmu hari ini, dan kau hanya punya satu jadwal meeting dan itu selesai
sebelum waktu makan siang, jadi tak ada yang namanya meeting “seharian” itu,..”
ucap Lyra sambil melirik tajam ke arah ferdi..
“damn.. sebenarnya aku sudah akan mengatakan ini padamu, tapi
kita baru saja memulai Lyra, aku tidak ingin mengacaukannya. sejujurnya dari
dulu ibu selalu mengatur pertemuanku dengan seorang wanita, dan aku selalu
menolaknya, aku hanya ingin mennggumu, tapi ibu terus mengaturnya untuk ku,
siang tadi aku benar-benar tidak bisa menolak, aku pikir aku bisa mengatakan
yang sebenarnya pada wanita itu” ucap ferdi jujur..
Lyra hanya terdiam mendengar pengakuan ferdi barusan, apakah
ia sudah tak diharapkan oleh ibunya ferdi, atau..
“sweetheart, jangan berburuk sangka dulu dengan ibu, ibu
hanya berpikir mau sampai kapan aku sendiri, aku sudah menjelaskannya berulang
kali pada ibu bahwa aku akan terus setia menunggumu, tapi aku tahu aku tak
sepenuhnya bisa meyakinkan beliau, karena begitulah kenyataanya waktu itu, sampai saat aku bertemu kembali
denganmu dan kini hubungan kita telah kembali, kita harus segera menjelaskannya
pada ibu dan keluarga besar kita. itu berarti kita akan segera..”
“jangan diteruskan lagi ferdi..” ucap Lyra memotong
penjelasan ferdi barusan
“aku rasa kita perlu waktu membicarakan ini . Dan ini bukan
saat yang tepat. Maafkan aku, tapi sebaiknya kau..” ucap Lyra sembari membuka
pintu apartemennya
“tentu aku akan pulang Lyra, tapi bukankah kita harus segera
membicarakan ini? Membicarakan kelanjutan hubungan kita, kita tak bisa terus
menghindar Lyra..”
“aku hanya belum siap ferdi, tidakkah kau mengerti
situasiku..”
Ferdi menghela nafas sejenak kemudian melangkah ke arah pintu
yang telah dibukakan untuknya..
“baiklah, kalau ini yang terbaik menurutmu” ucap ferdi
mengakhiri..
****
Pagi itu Lyra berangkat seperti biasanya ke kantor. Tak ada
telpon dan sms dari ferdi semenjak pertengkaranya semalam. Diam diam Lyra
merasa bersalah dalam hatinya karena belum memberikan kejelasan arah hubungan
mereka berdua.
“pagi semua..” sapa
Lyra tampak tak bersemangat
“wow, ada apa Lyra? Kenapa kau tampak tak bersemangat, apakah
itu ada hubungannya dengan cutinya direktur ganteng kita..?” goda melisa dari
balik meja kerjanya
“direktur ganteng? Siapa itu? aku bahkan tak tahu ada
direktur yang cuti..” jawab Lyra sekenanya..
“huh dasar, sepertinya di ruangan ini hanya aku yang selalu
update berita terheboh gerfon company.
Jadi dengar ya girls, pagi ini semua hati
wanita di gerfon company bakal kecewa, karena gak bisa melihat dan mendengar
sapaan ramah direktur ganteng kita, pak ferdinan. dia resmi ambil cuti selama 2
minggu. Dan kenapa ini bisa heboh, karena denger denger dia itu workaholic banget,
jadi mustahil banget kalau dia itu bisa ngambil cuti selama itu..” ucap melisa
dengan ekspresi menangis terseduh seduh
Secara serentak lyra dan prisil yang sebelumnya cuek jadi
berteriak bersamaan, “siapa mel?”
Terdengar tawa terbahak bahak dari mulut melisa, “oooh,
ternyata kalian termasuk dua wanita yang kecewa rupanya, siapa lagi kalau bukan
pak ferdi, sekarang belum terlambat untuk menagis girls..” ucap melisa dengan
nada sok bijaknya
Merasa gossip panasnya mendapat respon dari kedua teman se
timnya itu, melisa lalu menmbahkan kembali..
“ada berita tak kalah hebohnya girls, tadi pas aku ke kantin,
beberapa karyawan membicarakan tentang ada
seorang karyawan yang melihat pak Ferdinand makan siang dengan seorang wanita
di restaurant dekat gerfon company baru-baru ini..”
Seketika mulut Lyra tercekat, ia takut ada yang
mengenalinya..
“kapan tepatnya?” tanya prisil dengan ekspresi yang tak kalah
khawatir
“aiish, ternyata ada yang lebih penasaran dari diriku
rupanya, kalau tidak salah dengar sih kemarin siang tepatnya..” ucap melisa
menambahkan
Tanpa sengaja Lyra menangkap ekspresi terkejut di wajah
prisil saat mendengar jawaban dari melisa. Tapi dengan segera ia melenyapkannya. ada hal yang
membuatnya lebih risau lagi, “kemanakah perginya ferdi?” gumam Lyra dalam hati
****
Lyra berusaha menghubungi ferdi sejak dua hari yang lalu,
tapi semua kontak yang menghubungkan mereka berdua tidak ada yang aktif.
Lyra mulai merasa resah, perasaan bersalah yang melanda
dirinya semakin kuat. Ia benci bahwa saat ini bahkan ia tak bisa mendengar
suara ferdi apalagi melihat sosoknya. Ia merindukan lelaki itu berada di
dekatnya. “Ferdi dimanakah kau? Tidakkah kau tahu bahwa aku sangat-sangat
merindukanmu..” teriak Lyra dalam hati..
Sudah dua malam ini Lyra menangis sebelum tidur karena
memikirkan keberadaan ferdi. Akhirnya ia memutuskan mengirimkan pesan suara..
“ehmm haii.. maafkan
aku ferdi, aku tidak bermaksud menggantung hubungan kita, aku hanya belum ingin
membahas hal itu. tapi saat ini percayalah padaku bahwa aku sangat sangat
merindukanmu, merindukan suaramu, merindukan dirimu berada di dekatku. Bagaimana
kabarmu saat ini sayang? Dimanakah dirimu?, aku.. aku sangat takut terjadi
apa-apa denganmu, please call me back..” setelah merekam pesan suara itu Lyra segera menekan
tombol send..
Sudah seminggu sejak pesan suara itu ia kirimkan tapi sama
sekali tak ada balasan..
“Kemanakah engkau ferdi?” teriak Lyra dalam hatinya..
****
Siang itu, di tengah jam istirahat mereka, Melisa dan reymond
pamit berangkat duluan ke kantin karena ada urursan yang harus mereka
selesaikan..
Tinggallah Lyra dan prisil yang hanya berdua saja di ruangan
itu..
“Ehmm, Lyra ada yang ingin ku tanyakan padamu, maaf
sebelumnya kalau membuatmu tak nayaman, sebenarnya ada hubungan apa antara
dirimu dengan Ferdi..?” tanya prisil
Lyra segera menagkap ada yang ganjal dari perntanyaan prisil,
lebih tepatnya Prisil tak memanggil ferdi dengan panggilan “pak ferdi”
“ehmm, hubungan professional antara direktur dan karyawan,
kenapa kau menanyakan itu prisil?” tanya Lyra balik
“sebenarnya aku dan ferdi sedang diatur untuk menjalin sebuah
hubungan, yaa seperti dijodohkan, tapi aku tak mau menyebutnya seperti itu, aku
ingin hubungan kami berjalan natural, tapi suatu saat aku melihat ada yang tak
biasa dari tatapan wajah kamu dan ferdi, ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan,
tapi cukup dimengerti bahwa kalian mempunyai sesuatu yang disembunyikan..” ucap
Prisil menyelidiki
Lyra terlihat gugup karena prisil terus menerus
memperhatikannya..
“kalaupun ada yang kami sembunyikan kenapa? Ku rasa lebih
baik kau tidak mengetahuinya..” jawab Lyra tegas
“aku hanya ingin mengenal ferdi lebih dekat lyra, walaupun
mungkin aku harus mengenalnya melalui dirimu, kau lihat foto ini?, ternyata kau
dan ferdi teman satu kampus rupanya, kenapa kau tidak memberitahuku..” ucap
prisil dengan tampang polosnya.
“Lyra terkejut, darimana kau dapatkan foto itu?” tanya Lyra
terkejut.
“dari rumah ferdi, aku melihat-lihat album fotonya dari
anak-anak sampai dewasa, dan tak sengaja ku temukan foto ini..”
“kenapa kau bisa sampai ke rumah ferdi..?” tanya Lyra
penasaran
“apa kau lupa? aku sudah bilang sebelumnya bahwa kami diatur
untuk dekat, aku juga mengunjungi keluarganya kemarin sore untuk mencari tahu
kemana perginya ferdi..” ucap prisil dengan penuh percaya diri
“ooh ya, apa kau mendapatkan suatu informasi? ” tanya Lyra tak
sabaran
“yeah, mereka memberi tahuku beberapa tempat yang sering
ferdi kunjungi saat ia merasa lelah..”
“oh ya, semoga berhasil Prisil..” ucap Lyra dengan ekspresi
pura-puranya sambil meninggalkan prisil dan pergi ke kantin..
Selepas kepergian Lyra, prisil mendengus lega, akhirnya ia
bisa mengatakan itu. “kenapa aku merasa jadi wanita jahat hari ini?” gumam
prisil dalam hati
****
Bukannya ke kantin, Lyra malah naik ke balkon gedung di
lantai paling atas. Sejenak ia memikirkan terlalu banyak hal-hal yang terjadi lebih dari seminggu ini, mereka kembali
bersama, pertengkaran besar, menghilangnya ferdi, prisil yang dijodohkan dengan
ferdi.. hal terakhir inilah yang membuat ia paling resah, ia cemburu tanpa ia
sadari, tiba tiba perasaan tak ingin kehilangan muncul tanpa ia sempat mengakuinya.
“aku benar benar harus membuat sebuah langkah besar,
mengejarnya atau kehilangan ferdi untuk
selamanya..” ucap Lyra dalam hati
Yeayy hampir tiba
dipenghujung cerita.. panjang kan update author malam ini ?
Please comment dan
likenya dong. Author mau lihat reader setia STB ini.. yah yah yah :)
Btw, keputusan apa yaa
yang akan Lyra pilih, mengejar ferdi yang berarti ia bisa saja kehilangan karir
yang telah dibangunnya, atau merelakan ferdi pergi untuk kedua kalinya sama
seperi keputusannya terdahulu?
#peluk ciumku untuk
readers setia
EmoticonEmoticon