Setelah Tak berasama Chapter 22


 Pertama Baca? mulai baca dari Setelah tak bersama Chapter 1

****
Pagi ini, ada yang berbeda dari senyum Ferdi. Orang-orang yang sudah mengenali pasti akan tahu maksud senyum itu. pun saat ini, ketika Lyra terbangun, Ia langsung tahu ada yang tak biasa dengan Ferdi.


“Heeii, ada apa denganmu?” Tanya Lyra penasaran 


“Mengapa kau bertanya ada apa denganku..?” tanya ferdi pura pura bingung


“jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan pula hanya untuk menyembunyikan senyummu yang tak biasa itu.. “


Mendengar hal itu, Ferdi merasa ditelanjangi. Lyra amat sangat telah mengenal dirinya

“oke, that’s right sweetheart..”


“aku merasa senang karena perawat mengatakan tentang kondisimu yang sudah membaik. Kemungkinan kau bisa diizinkan pulang siang ini..” seru ferdi antusias


“oohh, apa kau yakin hanya itu saja?” tanya Lyra penasaran..


“yuuupp, memangnya ada apa lagi. Tak ada hal lain yang membuatku senang saat ini selain mengetahui kondisimu yang semakin membaik my sweetheart..” ucap ferdi, sambil mengedipkan sebelah matanya..


Selang beberapa saat kemudian, Dokter masuk ke ruang rawat Lyra untuk melakukan kunjungan rutin dan mengobservasi keadaan umum sang pasien.


Lyra terlihat senang, saat dokter setengah baya itu menyapanya..


“apa kabar nona Lyra..?” tanya ramah sang dokter


“semakin baik dok..” jawab Lyra antusias


“ooh yaa, membaca catatan kesehatan anda saat ini, kabar baiknya anda sudah diizinkan pulang siang ini…”


“ooh tentu, terima kasih dok, eehmm, tapi tunggu, tadi anda mengatakan kabar baiknya, itu tidak berarti ada kabar buruknya kan dok? ” tanya Lyra bingung


“sayang sekali aku harus mengatakan ya, nona Lyra. Walaupun anda sudah diizinkan pulang ke rumah, tapi anda harus melakukan bed rest total setidaknya 2 hari…”


“itu berarti, Anda harus ada yang merawat di rumah dan tidak bisa bekerja terlebih dahulu…” jelas dokter panjang lebar


“separah itukah kondisiku dok..?” tanya Lyra yang sebenarnya sedang bingung memikirkan siapa yang akan menjaganya kelak. Dia tidak mungkin sengaja menelpon sang ibu hanya untuk datang dari luar kota dan membantu merawat dirinya. “Seperti anak kecil saja” pikirnya


“Anda sudah mengabaikan makan yang teratur selama hampir seminggu, anda juga melupakan betapa pentingnya istirahat. Kita semua tak ingin anda kembali ke tempat tidur ini..”  ucap sang dokter


Selepas mengatakan itu, dokter pun pamit untuk memeriksa keadaan pasien lain. Sejak saat itupula Lyra bingung memikirkan siapa yang akan menjaganya di apartemen kelak. Ia baru saja berpikir tentang mengajak prisil atau melani untuk menginap di apartemennya, saat Ferdi dengan ramah menawarkan dirinya..


“ooh tidaakk, bagaimana bisa? Aku bahkan tak berpikir kalau kau orangnya..” ucap Lyra masih terkejut dengan tawaran ferdi barusan..


“apa yang salah dengan itu, aku siap dan sangat tak berkeberatan menjaga dan merawatmu..” ucap ferdi sungguh sungguh


Lyra berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab “dan bagaimana pekerjaanmu tuan, bukankah anda direktur yang amat sibuk?..”


“dan aku pun tahu bahwa kau hanya sekedar berbasa basi…” ucap Lyra panjang..


“kau tahu, aku lebih dari sekedar serius Lyra. Aku peduli padamu saat ini dan persetan dengan pekerjaanku..”


“maksudku kau tak perlu khawatir soal itu aku bisa mengambil cuti sampai seminggu malah..” ucap Ferdi masih terus melemparkan rayuannya


“dan semua karyawan terutama teman-temanku akan bertanya-tanya Lyra dan sang direktur tidak masuk kerja saat yang bersamaan..” jawab Lyra sinis


“Aku akan bilang, Aku ke luar kota untuk meninjau sebuah proyek. Sekarang tidak ada lagi alasan. Selama dua hari kedepan aku yang akan menjagamu..” ucap Ferdi tegas sambil menekankan kata aku.


Mendengar hal itu, ada kehangatan yang mengalir dalam hatinya. Lyra sadar Ia mengambil resiko besar saat menyetujui ferdi yang akan menjaganya selama 2 hari ini. Itu pula berarti Ia akan tinggal satu atap  dengan ferdi dan mengulang saat-saat kebersamaan mereka dahulu.  Ia tahu, ini akan lebih dari sekedar menjaga seseorang yang sakit. bukan karena ia tak percaya pada Ferdi. Namun Ia lebih tak percaya pada dirinya sendiri. Akankah benteng yang selama 5 tahun ini ia bangun akan dengan mudahnya runtuh. Entahlah, hanya waktu yang bisa menjawabnya.


Sementara Ferdi bukan kepalang lagi senangnya. Ia sudah menanti saat-saat ini. Apalagi momennya pas. Ia tahu betul apa yang akan dilakukannya kelak. Yaah, menciptakan moment indah kembali bersama Lyra. Ia tahu Ia sedang berjuang untuk hati dan cintanya demi masa depan kelak. Lyralah akhir hidup baginya. Dalam hati Ia berteriak keras “terima kasih dokter, telah mendengarkan permohonanku..” sampai Ia tak berhenti tersenyum.


****

Vino sudah semangat sekali pagi ini untuk menjenguk Lyra, baru saja Ia hendak membeli seikat mawar merah dan sekeranjang buah, namun sebuah telepon mengagalkan semuanya. 


Dengan kesal Vino membelokkan mobilnya menuju ke kantornya. Ada proyek yang mendesak harus segera diurus. Sebenarnya  proyek ini ia dan ferdi yang bertanggung jawab. Namun dari tadi Ia tak melihat sosok ferdi di kantor. Padahal Ia mengenal betul sosok Ferdi. Mana mungkin Ia terlambat datang ke kantor apalagi ada sebuah proyek yang mendesak saat ini. Akhirnya Ia memutuskan untuk bertanya pada pimpinan proyek


“Ferdi belum datang?” tanya Vino kepada bawahanya itu


“ooh pak ferdi tidak bisa hadir pak. Ia tengah meninjau proyek lain diluar kota..” 


“proyek lain? Mengapa aku sampai tak tahu..” pikir vino dalam hati


Dia tahu, ada yang tak biasa dari situasi ini. Namun sekarang Ia tak bisa memikirkan itu. mengingat pekerjaan yang sedang merundungnya kini. Dalam hati Ia berjanji untuk menjenguk Lyra sore ini sepulang bekerja. Memikirkannya saja sudah membuatnya senyum senyum sendiri sambil bekerja.

Sementara teman-teman Lyra sudah berencana menjenguk Lyra jam makan siang ini. Mereka juga sudah menyempatkan untuk membeli buah-buahan dan roti isi kesukaaan Lyra. Namun semuanya gagal saat mereka tiba di lobby rumah sakit dan mendengar bahawa Lyra baru saja check out dari RS itu.


Dengan sabar, Prisil menelpon Lyra, namun tidak jua diangkat. Akhirnya Ia mengirikan sebuah pesan


Prisil : Lyra kamu dimana? Kami ingin menjengukmu. Bisa kah kami datang Ke apartemenmu?


Tak beberapa lama dari itu, Lyra membalas


Lyra : maaf teman-teman. Saat ini aku memutuskan untuk mudik ke rumah ibu. Terima kasih sudah berniat menjengukku. Love you all :)


Lyra merasa bersalah sudah berbohong kepada teman-temannya. Tapi mau apa lagi. Mana mungkin mereka melihat dirinya tinggal seatap dengan ferdi dan tahu fakta bahwa ferdilah yang akan menjaganya selama dua hari kedepan. Membayangkannya saja sudah membuat Ia bergidik. Atas saran dari ferdi, akhirnya selama dua hari kedepan ini, Lyra akan tinggal di apartemen ferdi dan bukan apartemen dirinya, karena bisa saja Vino atau temena-temannya yang lain tiba-tiba datang ke apartemennya. Hingga membuat hal-hal yang tak dinginkan terjadi.


Ferdi tersenyum penuh arti, saat semua yang direncanakannya berjalan lancar. dan justru melebihi harapannya :)

****

still wait, VOTE & COMMENT dari para readers
ditengah kesibukan author yang lagi banyak bgt tugas, author sempetin ngupdate chapter ini. semogga kalian puas.. Vote yang banyak dong :)

#peluk ciumku untuk readers setia


Selanjutnya : Setelah tak bersama Chapter 23


EmoticonEmoticon