Pertama Baca? mulai baca dari Setelah tak bersama Chapter 1
****
Pagi ini, ada yang berbeda dari senyum Ferdi. Orang-orang yang
sudah mengenali pasti akan tahu maksud senyum itu. pun saat ini, ketika Lyra
terbangun, Ia langsung tahu ada yang tak biasa dengan Ferdi.
“Heeii, ada apa denganmu?” Tanya Lyra penasaran
“Mengapa kau bertanya ada apa denganku..?” tanya ferdi pura
pura bingung
“jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan pula hanya
untuk menyembunyikan senyummu yang tak biasa itu.. “
Mendengar hal itu, Ferdi merasa ditelanjangi. Lyra amat
sangat telah mengenal dirinya
“oke, that’s right sweetheart..”
“aku merasa senang karena perawat mengatakan tentang
kondisimu yang sudah membaik. Kemungkinan kau bisa diizinkan pulang siang ini..”
seru ferdi antusias
“oohh, apa kau yakin hanya itu saja?” tanya Lyra penasaran..
“yuuupp, memangnya ada apa lagi. Tak ada hal lain yang
membuatku senang saat ini selain mengetahui kondisimu yang semakin membaik my
sweetheart..” ucap ferdi, sambil mengedipkan sebelah matanya..
Selang beberapa saat kemudian, Dokter masuk ke ruang rawat
Lyra untuk melakukan kunjungan rutin dan mengobservasi keadaan umum sang
pasien.
Lyra terlihat senang, saat dokter setengah baya itu
menyapanya..
“apa kabar nona Lyra..?” tanya ramah sang dokter
“semakin baik dok..” jawab Lyra antusias
“ooh yaa, membaca catatan kesehatan anda saat ini, kabar
baiknya anda sudah diizinkan pulang siang ini…”
“ooh tentu, terima kasih dok, eehmm, tapi tunggu, tadi anda
mengatakan kabar baiknya, itu tidak berarti ada kabar buruknya kan dok? ” tanya
Lyra bingung
“sayang sekali aku harus mengatakan ya, nona Lyra. Walaupun anda
sudah diizinkan pulang ke rumah, tapi anda harus melakukan bed rest total
setidaknya 2 hari…”
“itu berarti, Anda harus ada yang merawat di rumah dan tidak
bisa bekerja terlebih dahulu…” jelas dokter panjang lebar
“separah itukah kondisiku dok..?” tanya Lyra yang sebenarnya sedang
bingung memikirkan siapa yang akan menjaganya kelak. Dia tidak mungkin sengaja
menelpon sang ibu hanya untuk datang dari luar kota dan membantu merawat
dirinya. “Seperti anak kecil saja”
pikirnya
“Anda sudah mengabaikan makan yang teratur selama hampir
seminggu, anda juga melupakan betapa pentingnya istirahat. Kita semua tak ingin
anda kembali ke tempat tidur ini..” ucap
sang dokter
Selepas mengatakan itu, dokter pun pamit untuk memeriksa
keadaan pasien lain. Sejak saat itupula Lyra bingung memikirkan siapa yang akan
menjaganya di apartemen kelak. Ia baru saja berpikir tentang mengajak prisil
atau melani untuk menginap di apartemennya, saat Ferdi dengan ramah menawarkan
dirinya..
“ooh tidaakk, bagaimana bisa? Aku bahkan tak berpikir kalau
kau orangnya..” ucap Lyra masih terkejut dengan tawaran ferdi barusan..
“apa yang salah dengan itu, aku siap dan sangat tak
berkeberatan menjaga dan merawatmu..” ucap ferdi sungguh sungguh
Lyra berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab “dan
bagaimana pekerjaanmu tuan, bukankah anda direktur yang amat sibuk?..”
“dan aku pun tahu bahwa kau hanya sekedar berbasa basi…” ucap
Lyra panjang..
“kau tahu, aku lebih dari sekedar serius Lyra. Aku peduli
padamu saat ini dan persetan dengan pekerjaanku..”
“maksudku kau tak perlu khawatir soal itu aku bisa mengambil
cuti sampai seminggu malah..” ucap Ferdi masih terus melemparkan rayuannya
“dan semua karyawan terutama teman-temanku akan bertanya-tanya
Lyra dan sang direktur tidak masuk kerja saat yang bersamaan..” jawab Lyra
sinis
“Aku akan bilang, Aku ke luar kota untuk meninjau sebuah
proyek. Sekarang tidak ada lagi alasan. Selama dua hari kedepan aku yang akan
menjagamu..” ucap Ferdi tegas sambil menekankan kata aku.
Mendengar hal itu, ada kehangatan yang mengalir dalam
hatinya. Lyra sadar Ia mengambil resiko besar saat menyetujui ferdi yang akan
menjaganya selama 2 hari ini. Itu pula berarti Ia akan tinggal satu atap dengan ferdi dan mengulang saat-saat
kebersamaan mereka dahulu. Ia tahu, ini
akan lebih dari sekedar menjaga seseorang yang sakit. bukan karena ia tak
percaya pada Ferdi. Namun Ia lebih tak percaya pada dirinya sendiri. Akankah benteng
yang selama 5 tahun ini ia bangun akan dengan mudahnya runtuh. Entahlah, hanya
waktu yang bisa menjawabnya.
Sementara Ferdi bukan kepalang lagi senangnya. Ia sudah
menanti saat-saat ini. Apalagi momennya pas. Ia tahu betul apa yang akan
dilakukannya kelak. Yaah, menciptakan moment indah kembali bersama Lyra. Ia
tahu Ia sedang berjuang untuk hati dan cintanya demi masa depan kelak. Lyralah
akhir hidup baginya. Dalam hati Ia berteriak keras “terima kasih dokter, telah
mendengarkan permohonanku..” sampai Ia tak berhenti tersenyum.
****
Vino sudah semangat sekali pagi ini untuk menjenguk Lyra,
baru saja Ia hendak membeli seikat mawar merah dan sekeranjang buah, namun
sebuah telepon mengagalkan semuanya.
Dengan kesal Vino membelokkan mobilnya menuju ke kantornya. Ada
proyek yang mendesak harus segera diurus. Sebenarnya proyek ini ia dan ferdi yang bertanggung jawab.
Namun dari tadi Ia tak melihat sosok ferdi di kantor. Padahal Ia mengenal betul
sosok Ferdi. Mana mungkin Ia terlambat datang ke kantor apalagi ada sebuah
proyek yang mendesak saat ini. Akhirnya Ia memutuskan untuk bertanya pada
pimpinan proyek
“Ferdi belum datang?” tanya Vino kepada bawahanya itu
“ooh pak ferdi tidak bisa hadir pak. Ia tengah meninjau
proyek lain diluar kota..”
“proyek lain? Mengapa aku
sampai tak tahu..”
pikir vino dalam hati
Dia tahu, ada yang tak biasa dari situasi ini. Namun sekarang
Ia tak bisa memikirkan itu. mengingat pekerjaan yang sedang merundungnya kini. Dalam
hati Ia berjanji untuk menjenguk Lyra sore ini sepulang bekerja. Memikirkannya saja
sudah membuatnya senyum senyum sendiri sambil bekerja.
Sementara teman-teman Lyra sudah berencana menjenguk Lyra jam
makan siang ini. Mereka juga sudah menyempatkan untuk membeli buah-buahan dan
roti isi kesukaaan Lyra. Namun semuanya gagal saat mereka tiba di lobby rumah
sakit dan mendengar bahawa Lyra baru saja check out dari RS itu.
Dengan sabar, Prisil menelpon Lyra, namun tidak jua
diangkat. Akhirnya Ia mengirikan sebuah pesan
Prisil : Lyra kamu dimana? Kami ingin menjengukmu. Bisa kah
kami datang Ke apartemenmu?
Tak beberapa lama dari itu, Lyra membalas
Lyra : maaf teman-teman. Saat ini aku memutuskan untuk mudik
ke rumah ibu. Terima kasih sudah berniat menjengukku. Love you all :)
Lyra merasa bersalah sudah berbohong kepada teman-temannya. Tapi
mau apa lagi. Mana mungkin mereka melihat dirinya tinggal seatap dengan ferdi
dan tahu fakta bahwa ferdilah yang akan menjaganya selama dua hari kedepan. Membayangkannya
saja sudah membuat Ia bergidik. Atas saran dari ferdi, akhirnya selama dua hari
kedepan ini, Lyra akan tinggal di apartemen ferdi dan bukan apartemen dirinya,
karena bisa saja Vino atau temena-temannya yang lain tiba-tiba datang ke
apartemennya. Hingga membuat hal-hal yang tak dinginkan terjadi.
Ferdi tersenyum penuh arti, saat semua yang direncanakannya
berjalan lancar. dan justru melebihi harapannya :)
****
still wait, VOTE & COMMENT dari para readers
ditengah
kesibukan author yang lagi banyak bgt tugas, author sempetin ngupdate
chapter ini. semogga kalian puas.. Vote yang banyak dong :)
EmoticonEmoticon