Pertama Baca? baca Setelah tak bersama Chapter 1
****
Semua kenangan 5 tahun yang lalu buyar sudah karena
kedatangan Vino yang begitu mengejutkan ferdi.
“hai Fer..” sapa Vino terlihat ramah
Ferdi masih belum sepenuhnya menguasai keadaan, ia bahkan tak
sadar masih mengenggam erat tangan Lyra
“ooh, haii vin..” jawab ferdi sekenanya
“aku tak tahu kalau Seorang direktur juga bertanggung jawab
menjaga karyawannya di rumah sakit..” sindir Vino terang terangan
“dan kau tahu Lyra tak sadarkan diri pada saat aku yang
memanggilnya ke kantorku tanpa memperhatikan keadaanya saat itu” jawab Ferdi
mantap
“ooh, jadi kau merasa bertanggung jawab karena hal itu?” Vino
menghela nafas sejenak kemudian melanjutkan “ aku juga tak tahu kalau memegang
tangan juga merupakan bentuk tanggung jawabmu?..” sindir Vino tajam
“ooh ayolah Vino, apa kau hanya ke sini untuk membahas hal
itu? ferdi diam sejenak dan melanjutkan ”aku hanya memastikan Lyra ada yang
menemani saat Ia sadar kelak..”
“oke oke aku paham kondisimu, apa kau keberatan jika akupun
ingin berada disini saat Lyra sadar..? tanya Vino serius
Tiba-tiba, perawat jaga malam masuk kedalam ruang rawat
Lyra..
“permisi, saya mau mengganti cairan Infusnya..” jelas perawat
itu meminta Ferdi bergeser sedikit dari samping Lyra
Ferdi dan Vino yang sedari tadi sibuk saling menyindir, hanya
bisa terpaku melihat perawat itu cekatan sekali menganti infus Lyra yang
sepertinya sudah mau habis
“maaf sebelumnya tanpa bermaksud tak sopan, saat ini pasien
butuh istirahat, aku harap kalian bisa berbicara di luar. Lagipula hanya
diperbolehkan satu orang saja yang menjaga pasien di kamarnya…”
gumam perawat
yang sepertinya sudah lumayan senior itu, dan kemudian berlalu menuju pintu
Vino menarik nafas panjang kemudian bergumam “ sepertinya aku
yang harus mengalah, jaga Lyra baik-baik..”
“tak perlu repot mengatakan itu, aku memang akan menjaga Lyra
dengan sangat baik..” jawab Ferdi sekenanya
Tanpa mempedulikan jawaban Ferdi barusan, Vino keluar dari
kamar rawat itu..
*****
Jam dinding ruang rawat itu menunjukkan pukul 02.25 wib. Lyra
terbangun dan menyadari dirinya berada di rumah sakit. Saat matanya hendak
menoleh kesamping, Ia menyadari ada yang mengenggam tangannya. Diliriknya sosok
itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Ferdinand Alpath. Sang Direktur di
perusahaannya. Seketika Itu Lyra teringat kembali kejadian tadi siang di kantor
yang menyebabkan Ia tak sadarkan diri. Samar-samar pula Diingatnya Ferdi
terburu-buru membopong tubuhnya ke rumah sakit terdekat, Saat itu Ia masih setengah
sadar, namun Ia tahu Ferdi sangat menghawatirkannya. Pun saat ini,
Diperhatikannya kembali pria yang pernah mengisi hari hari nya 5 tahun yang
lalu itu masih menggunakan Pakaian yang tadi siang Ia kenakan lengkap dengan
dasinya. Hanya saja, Jas hitamnya sudah dilepas dan di gantungnya disisi tempat
duduk yang lain. Saat itu ferdi tidur
meghadap ke arahnya sehingga Lyra bisa dengan leluasa memandanginya.
Di tengah
tidurnya ferdi bergumam “sweetheart maafkan aku..” .
Lyra amat tahu, siapa sosok yang disebutkan Ferdi dalam
mimpinya itu. Saat itu Ia merasa ada perasaan hangat yang menagalir di hatinya.
Ferdi masih begitu perhatian kepadanya. Ia
jadi teringat kembali pada kenangan 5 tahun yang lalu, saat Ia terbaring di
rumah sakit dan ferdi dengan setia menunggunya sampai Ia sadar. Tanpa disadarinya,
air mata sudah mulai menggenang di kelopak matanya, seakan sudah siap meluncur
di pipi gadis itu. Ia sangat yakin , betapa Ia mencintai Pria yang ada di
sisinya saat ini.
Entah apa yang di alami ferdi dalam mimpinya itu, saat Lyra
masih begitu menikmati memandangi pria
yang ada disampingnya kini, tiba tiba Ferdi terbangun. Saat itu ekspresinya
begitu rapuh, Ia semakin meguatkan genggaman tangannya kepada Lyra, masih belum
tahu bahwa Lyra sudah sadar, Ferdi dengan segera memandangi wajah Lyra. Saat itu
Lyra dengan cepat pura-pura tidur kembali, namun terlambat, Ferdi sudah
menangkap kelopak mata Lyra yang bergerak gerak tidak seperti layaknya orang
yang benar-benar tertidur.
Menyadari hal itu ferdi dengan segera membawa gengagaman
tangannya itu ke arah bibirnya dan mencium lembut tangan Lyra. Seketika Lyra
membeku, sisi lain dirinya ingin segera menghentikan apa yang sedang ferdi
lakukan kini, Tapi hatinya berkata tidak. Ia juga merindukan sosok pria ini. Ia
pun akhirnya terbawa suasana. Ferdi dengan segera berbisik kearah telinganya
dan memanggil lembut Lyra dengan panggilan sayangnya
“sweetheart..” bisik ferdi lembut
Seketika itu pula Lyra tahu bahwa Ferdi sudah menyadari
tidurnya yang pura-pura kini. Dengan perlahan Lyra membuka mata seakan Ia baru
saja sadar..
“ooh ehmmm, hai…” Sapa Lyra gugup, ia tak tahu harus mulai
dari mana. Sementara Ferdi tersenyum pernuh arti memandang gadisnya itu, hingga
Ia pun tak mempedulikan saapaan gugup lyra barusan.
“ehhmm, kau sudah tahu kan, aku sudah dari tadi bangun?..”
tanya Lyra yang sebenarnya lebih ke pernyataan yang sama sekali tak membutuhkan
jawaban.
Menyadari hal itu, Ferdi denga segera membalas..
“aku tahu dan aku senang. Maksudku semua pria akan senang
jika ada seorang wanita yang memandanginya saat tidur..” ucap Ferdi
blak-balakan, kemudian ia melanjutkan
“apakah masih kurang puas kamu memandangi ku saat tertidur,
sweetheart?” tanya ferdi dengan mimik muka yang menunjukkan ekspresi penasaran
tingkat tinggi. Medengar hal itu, Lyra tak tahu harus menjawab apa, pipinya
kian bersemu merah saja saat ferdi dengan senyum nakalnya itu sama sekali tak
melepaskan pandangannya pada lyra sedikitpun.
Saat itulah, perut Lyra berbunyi, Lyra merasa bunyi perutnya
barusan adalah pahlawan yang menyelamatkan dirinya dari santapan buas mata
ferdi akan dirinya sehingga ia tak harus menjawab pertanyaan yang ditanyakan
ferdi barusan.
“ooh my god, apa itu suara perutmu..?” tanya ferdi yang
langsung dibalas anggukan cepat oleh Lyra
“pria macam apa aku ini, bukannya menanyakan bagaimana
keadaanmu saat ini, atau apakah kau ingin sesuatu? Tapi aku malah bermain dan
terus-terusan menggodamu..” ucap Ferdi dengan mimic muka yang merasa bersalah
“ooh ayolah ferdi, aku sudah sangat berterima kasih ada yang
menungguiku saat aku tersadar kini..” jawab Lyra barusan..
“ooh ya sweetheart, apa Kau ingin sesuatu..?” tanya ferdi
“tentu, kalau tidak merepotkanmu aku ingin roti tawar dengan
selai kacang..” jawab Lyra cepat, karena memang saat ini Ia meras lapar sekali
“ooh okelah, ku pastikan kau akan mendapatkan itu sweetheart,
tapi sebelumya aku akan memastikan terlebih dahulu kepada perawat bahwa kau
boleh memakan jenis roti itu..” ucap ferdi dan dengan segera ia berlalu menuju
nurse station terdekat
Mendengar jawaban ferdi barusan, Lyra merasa sangat
tersentuh. Ferdi masih saja tak berubah, masih begitu protektif, apalagi diriny
tengah sakit kini…
Ferdi kembali tak kurang dari 15 menit sejak kepergiannya. Dengan
nafas yang masih belum teratur, ia segera menemui Lyra
“kabar baiknya, kamu boleh memakannya dan aku senang bisa
mendapatkannya untukmu…” ucap ferdi seraya membukakkan roti itu untuk lyra
“dan kabar buruknya, kamu harus makannya perlahan, karena
lambungmu masih sangat sensitive saat ini. Porsi sedikit tapi sering, itu pesan
perawat barusan..” jelas ferdi panjang. Saat itu Lyra sudah dengan lahapnya
menyantap roti itu.
Waktu berlalu begitu saja, sehabis menyantap makananan tengah
malam itu, Lyra merasa mengantuk dan akhirnya tertidur pulas kembali. Saat ini gantian,
ferdilah yang dengan leluasa memandangi gadisnya kini seraya berbisik,
“aku
merindukan saat kau hanya berdua dengan ku saja seperti ini dan aku akan
membuat semua ini kembali seperti sediakala..” ucap ferdi Lyrih kemudian
melanjutkan “sudah semestinya kan sweetheart..” senyum ferdi begitu saja
mengembang, pikirannya ikut menerawang, seakan Ia merencanakan sesuatu.
****
oke Readers segini dulu yah, maaf banget udah hampir seminggu author gak update cz selama seminggu ini gak tau knpa mood nulisnya lagi turun bgt dan emosionalnya lagi gak teratur nih. jadi daripada tulisannya gak berasa feelnya, jadi lebih milih cutii.. sorry yah yang pada nungguin. terima kasih bagi yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca STB ini. dimohon Vote & commentnya yah, biar author semangat lagi nulisnya.. :)
#peluk ciumku untuk readers setia
Selanjutnya : Setelah tak bersama Chapter 22
****
oke Readers segini dulu yah, maaf banget udah hampir seminggu author gak update cz selama seminggu ini gak tau knpa mood nulisnya lagi turun bgt dan emosionalnya lagi gak teratur nih. jadi daripada tulisannya gak berasa feelnya, jadi lebih milih cutii.. sorry yah yang pada nungguin. terima kasih bagi yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca STB ini. dimohon Vote & commentnya yah, biar author semangat lagi nulisnya.. :)
#peluk ciumku untuk readers setia
Selanjutnya : Setelah tak bersama Chapter 22
EmoticonEmoticon