Setelah tak bersama Chapter 23



 Pertama Baca? mulai baca dari Setelah tak bersama Chapter 1

****

Dengan hati berbunga-bunga ferdi mengurus semua keperluan check out Lyra dari Rumah sakit termasuk membayar semua biaya tagihan perawatannya. Keputusan telah mereka sepakati. Sebelum berangkat ke apartemen Ferdi, mereka memutuskan untuk mengambil beberapa perlengkapan yang mungkin Lyra butuhkan di apartemennya. Saat itu Lyra masih perlu di papah karena ia menolak untuk menggunkan kursih roda yang ditawarkan perawat.

Akhirnya mereka tiba di apartemen mungil Lyra. Tepat di nomor 122, mereka berhenti. Lyra memasukkan kode apartemennya. Dari samping ferdi megamati kode angka yang Lyra tekan. 200210, angka yang sangat familiar dan penuh kenangan bagi mereka berdua..

“ya, tanggal pernikahan kita..” kata Lyra seolah tahu apa yang ferdi pikirkan

“aku juga memikirkannya tadi, bagaimana bisa?, maksudku setelah 5 tahun dan kau masih memakai tanggal itu..?” tanya ferdi penasaran dengan jawaban lyra

“aku hanya tak bisa melupakannya. tunggu, apakah kita harus membahas ini sekarang?..” tolak Lyra sembari masuk ke apartemennya. 

“Oke baiklah aku mengerti, ada yang bisa saya bantu nona?” tanya ferdi dengan tatapan menggoda, berusaha untuk mengalihkan topic pembicaraan

“banyak sekali, peratama-tama, tolong papah aku menuju kamar mandi..”pinta lyra sopan

“dengan senang hati sweetheart..” jawab ferdi sumbringah

****
Dengan dipapah ferdi, Lyra berjalan menuju kamarnya. Ferdi terlihat tak yakin untuk memasuki sebuah ruang yang Ia yakini adalah kamarnya Lyra, tapi Lyra sepertinya tak masalah dengan hal itu. tak beberapa lama, akhirnya mereka tiba di depan pintu kamar mandi. 

“oh ya, kalau kau membutuhkan bantuan, apapun itu, panggil saja aku. Aku disini memang untukmu..” tawar ferdi dengan ramah

“jangan khawatir, aku akan menunggu diluar..” tambah ferdi

Lyra ternyata cukup lama berada di kamar mandi, dari suara air yang di dengarnya, ferdi amat yakin Lyra memutuskan untuk membasahi tubuhnya dengan shampoo dan sabun. 

 Sebelum memutuskan untuk keluar, ferdi mengamati sekeliling kamar Lyra. Di pojok kamar ada sebuah meja kerja. Matanya seketika tertuju pada sebuah foto kecil berbingkai. Foto itu adalah foto  pernikahan mereka 5 tahun yang lalu. Ferdi memakai jas hitam dan Lyra dengan kebaya putihnya. Foto itu diambil saat akad nikah mereka. tak pernah ada foto mereka berdua di ballroom hotel mewah, karena mereka sepakat untuk menunda resepsi pernikahan tak seperti pasangan lain pada umumnya. Seketika ferdi menyesal, dalam hati ia berbisik “sweetheart, kalaupun ada wanita yang akan menemaniku sampai ke resepsi nanti, itu pastilah dirimu..” tekad ferdi dalam hatinya

Berada di kamar Lyra seorang diri, membuat Ferdi merasa tak nyaman. akhirnya ferdi memutuskan untuk keluar. Dengan waktu menunggu yang ia miliki, Ferdi memutuskan untuk berjalan-jalan di sekeliling apartemen Lyra.  Ruang pertama yang ia masuki adalah sebuah ruang tamu yang menyatu dengan sebuah ruang yang bisa disebut ruang keluarga. Dengan sekat pemisah berupa meja bar kecil,  ferdi sampai di dapur mini milik Lyra.  Melihat dekorasi dapur ini, tiba tiba ferdi teringat, sekelebat kenangan dirinya dan Lyra saat memasak berasama di dapur mereka dulu.

Lamunannya segera tersadar, ketika Lyra tiba-tiba muncul dari arah dapur, Lyra tahu bahwa ferdi sedang bernostalgia akan kenangan mereka dahulu, itu terlihat jelas dari ekspresi wajah ferdi yang secara tak langsung mengatakan Di dapur-mini-ini-kami-pernah-memasak,-bercanda-dan-tertawa-bersama. Tapi Lyra memutuskan untuk tidak ikut bernostalgia dengan apapun itu, selama punya waktu sendiri di kamar mandi tadi, Ia sudah bertekad dalam hati, tidak ada romantisme, tidak ada yang namamnya jatuh cinta lagi..

 “Fer, aku sudah selesai berkemas..” ucap Lyra cuek

“oke, sweetheart, kita akan segera meluncur ke apartemenku, siap?..” tanya ferdi dengan penekanan kata siap..

“Sure, Mr Ferdi..” 

****

Perjalanan menuju apartemen Ferdi membutuhkan waktu 25 menit. Perjalanan itu hampir akan terasa seperi perjalanan dua orang asing yang tak saling mengenal kalau saja ferdi tak mulai bersuara..

“are you okay sweetheart..?” tanya ferdi menyadari ketidaknyamanan Lyra

“tentu, oooh emm, maksudku tidak terlau..” jawab Lyra jujur

“ya, aku sudah melihatnya, kenapa? Maksudku apa kau tidak percaya denganku?..” tanya ferdi

“tentu bukan begitu maksudku, ayolah fer, harusnya kau mengerti..” ucap Lyra 

Dalam hati ferdi berbisik, “inilah yang namanya  wanita, apa susahnya langsung saja mengatakan yang sebenarnya, mereka memang selalu ingin bermain teka-teki dengan para lelaki..”

Ferdi menghela nafas sejenak atas apa yang dipikirnnya barusan, sekarang Ia benar-benar bingung harus mengatakan apa di depan Lyra, melihat hal itu Lyra dengan segera bergumam

“Kau tak perlu mengatakannya langsung jika itu membuatmu tak nyaman..” Lyra diam sejenak kemudian melanjutkan “ aku.., maksudku kita, sudah bukanlah siapa-siapa, mana ada orang yang masih akan bersedia di rawat oleh mantannya dan bahkan tinggal di rumahnya seperti diriku..”
“Jadi harusnya kau tahu bagaimana perasaanku..” ucap Lyra mengakhiri

“oh ayolah Lyra, kau tahu, kau tak sengaja telah menyakiti hatiku dengan mengatakan kita bukan siapa-siapa..” jawab ferdi

“merasa tak nyaman kah? jangan pernah mengatakan hal itu di depanku, karena bagaimana kau bisa merasa tak nyaman di saat hati ku bahkan bisa lebih dari nyaman saat berada di sampingmu..” ucap ferdi Lirih sambil terus serius menyetir mobil. Untung jalanan yang mereka lewati tidak begitu padat.

Mendengar jawaban ferdi, Lyra merasa menyesal telah mengungkapkan perasan nya yang tak beralasan tadi. “Harusnya aku hanya perlu mengucapkan terima kasih” gumam Lyra dalam hati

“maafkan aku fer, terkadang mengacaukan suasana sepertinya sudah menjadi keahlianku..” jawab Lyra dengan mimik muka yang dibuat menyesal luar biasa

Mendengar lelucon yang diucapkan Lyra, ferdi tersenyum sumbringah..

****
Akhirnya mereka tiba di depan pintu apartemen ferdi. sebuah apartemen mewah dan berkelas di kawasan elit. Harusnya Lyra tak lagi heran melihat hal ini, mengingat keluarga ferdi bisa dikatakan keluarga yang lumayan terpandang di kota ini, “siapa yang tidak mengenal keluarga Alpath dengan segala bisnis dan property yang dimilikinya?” Ucap Lyra dalam hati, belum lagi status dan saham atas nama ferdi di Gerfon Company.

Tapi beginilah ekspresi Lyra saat ini, dia masih juga tercengang, melihat kemewahan yang berhasil ditangkap matanya, setelah ferdi membuka pintu apartemennya. 

“Apa aku harus menggendongmu untuk masuk ke dalam Lyra?” Tanya ferdi dengan senyum menggoda.

“Ehmmm.. “ jawab Lyra seadanya sambil melangkah canggung ke dalam apartemen itu.
“Apa kau butuh sesuatu, sweetheart?” Tanya ferdi setelah Lyra duduk disebuah sofa panjang depan televisi.

“Ehmm, sekarang aku butuh untuk berbaring, tubuhku terasa lelah sekali. Bisakah aku mendapatkan tempat tidur sekarang?, maksudku dimana aku tidur malam ini..?”

“Disampingku..” gumam ferdi dalam hati. Ingin sekali ia mengatakannya.

“Di kamar utama, sini biar ku antar”. Jawab ferdi akhirnya

“Kamar utama? Maksudmu dikamarmu?” tanya Lyra heran

“ehmmmm, iya. kamar tamu di apartemen ini tidak mempunyai toilet di dalam. Jadi Aku pikir kau lebih baik disana, karena akan lebih mudah untukmu tentunya..”

“Oh ya, jangan khawatirkan aku. Pakailah kamarku saja..” ucap ferdi menambahkan..

Lyra tak bisa mendebat hal itu sekarang, tubuhnya masih begitu lelah, yang ia butuh saat ini hanyalah istirahat. Akhirnya ferdi mengantar Lyra ke kamarnya..
Karena terlalu lelah, Lyra sama sekali tak memperhatikan sekeliling kamar itu, saat ia tiba di tempat tidur, Ia langsung berbaring dan hendak segera menutup mata, sebelum akhirnya ferdi mengatakan

“Ada aturan selama di rumah ini..” gumam ferdi lembut namun tegas

Suasana senyap seketika. Lyra hanya bisa terkejut mendengar ferdi mengucapkan hal itu. mulutnya tercekat, ingin bersuara tapi tak bisa

“jangan pernah ada kata canggung dan tak enak. Ini rumahmu, lakukan hal yang kau suka, yang kau inginkan dan yang kau mau, sweetheart..”

“Maaf mengenggu istirahtmu, selamat berisitrahat, nanti aku bangunkan untuk makan malam..” jawab ferdi mengakhiri dan segera melangkah keluar kamar itu.

Lyra hanya bisa menganggukan kepalanya, dan tiba-tiba rasa kantung segera menghampirinya.

****
Lyra terbangun dengan rasa lapar yang mendera. Ia mulai menggerak gerakkan matanya dan dari samping tempat tidur dengan samar-samar ia menangkap sosok ferdi tengah duduk di kursih samping tempat tidurnya sambil memandanginya penuh arti.
Lyra masih setengah sadar saat itu, Ia pikir Ia sedang berhalusinasi akan kehadiran ferdi di sampingnya kini, namun suara ferdi menegaskan kenyataan bahwa Ia tidak sedang berhalusinasi. Ferdi pasti memandanginya saat sedang tidur barusan, sama seperti yang sering ia lakukan ketika mereka bersama dulu.

“Sudah bangun? Makan malam sudah siap..” ucap ferdi menandakan bahwa ia nyata.

“sungguh? Aku akan bersiap terlebih dahulu ferd. thanks..” ucap Lyra canggung..

“oke, aku tunggu kau di meja makan..” ucap ferdi, dengan menyunggingkan sebuah  senyuman penuh arti. Dalam hati Ia bergumam, “it’s time to make a great moment with you sweetheart..”

[“betapapun kau tak mengharapkanku kembali, aku akan tetap mengejarmu bahkan bila aku harus meluluhkan hatimu lagi seperti saat pertama kita bertemu dulu..”].

****
sorry, uda lebih dari 2 minggu, author gak posting, cz tugas kuliah lagi banyak bgt nih.hohoho, Oh ya, moga chapter ini gak ngecewain para readers setia STB, soalny pas nulis chap in author lagi galau.. hahahaha :D
thanks ya, untuk para readers yang uda setia baca STB selama ini, gak kerasa uda hampir 5rb pembaca nih. Jangan lupa LIKE & COMMENTNYA ya dears.
#peluk ciumku untuk readers setia



SELANJUTNYA: Setelah Tak bersama Chapter 24


EmoticonEmoticon