Setelah tak Bersama Chapter 26



 Pertama Baca? mulai baca dari Setelah tak bersama Chapter 1
****
Tepat pukul 19.15 Lyra tiba di apartemennya. Ia tak menyadari apapun sebelum ia masuk ke dalam apartemen itu dan melihat  seikat mawar merah terletak dengan indahnya di atas meja tamu..
Dengan segera ia menyalakan lampu tengah dan mendapati ferdi berdiri di sana..
“how’re you sweetheart?” tanya ferdi antusias

“oh No, aku akan segera mengganti password apartemenku kalau begitu..” ucap Lyra semabari berbalik dan segera menekan password yang dianggapnya tidak akan diketahui ferdi..

“wow, defensive sekali reaksimu, ada apa? Bukankah semuanya baik-baik saja sepanjang hari ini?” tanya ferdi sambil berjalan menuju Lyra..


“baik-baik saja? aku tanya padamu, kemana saja kau hari ini?” tanya Lyra yang merasa kesal atas sikap pura-puranya ferdi..

“wait-wait, sebenarnya ada apa ini sweetheart? Seharian ini aku ada meeting dengan klien penting..”

“Oh ya, sampai kau tidak bisa menghubungiku sama sekali, dan itu menyadarkanku bahwa semua ucapanmu pagi tadi hanya gombalanmu saja, dengan bodohnya aku luluh..” jawab Lyra dengan nada kesal yang tidak bisa disembunyikan..

“maaf aku tak menghubungimu seharian ini sweetheart, percayalah akupun sama tersiksanya sepertimu, tapi bukankah reaksimu ini terlalu berlebihan?”

“berlebihan hah? Aku hanya ingin tahu pergi kemana saja kamu hari ini.. tapi ternyata kau tidak mengatakan yang sebenarnya kepadaku, aku ingin kau berkata jujur, itu saja..”ucap Lyra

Ferdi diam sejenak, mereka berdua mulai mengatur emosi masing-masing..

“Sejujurnya, tanpa bermaksud mencurigaimu, aku mengecek jadwalmu hari ini, dan kau hanya punya satu jadwal meeting dan itu selesai sebelum waktu makan siang, jadi tak ada yang namanya meeting “seharian” itu,..” ucap Lyra sambil melirik tajam ke arah ferdi..

“damn.. sebenarnya aku sudah akan mengatakan ini padamu, tapi kita baru saja memulai Lyra, aku tidak ingin mengacaukannya. sejujurnya dari dulu ibu selalu mengatur pertemuanku dengan seorang wanita, dan aku selalu menolaknya, aku hanya ingin mennggumu, tapi ibu terus mengaturnya untuk ku, siang tadi aku benar-benar tidak bisa menolak, aku pikir aku bisa mengatakan yang sebenarnya pada wanita itu” ucap ferdi jujur..

Lyra hanya terdiam mendengar pengakuan ferdi barusan, apakah ia sudah tak diharapkan oleh ibunya ferdi, atau..

“sweetheart, jangan berburuk sangka dulu dengan ibu, ibu hanya berpikir mau sampai kapan aku sendiri, aku sudah menjelaskannya berulang kali pada ibu bahwa aku akan terus setia menunggumu, tapi aku tahu aku tak sepenuhnya bisa meyakinkan beliau, karena begitulah kenyataanya  waktu itu, sampai saat aku bertemu kembali denganmu dan kini hubungan kita telah kembali, kita harus segera menjelaskannya pada ibu dan keluarga besar kita. itu berarti kita akan segera..”

“jangan diteruskan lagi ferdi..” ucap Lyra memotong penjelasan ferdi barusan

“aku rasa kita perlu waktu membicarakan ini . Dan ini bukan saat yang tepat. Maafkan aku, tapi sebaiknya kau..” ucap Lyra sembari membuka pintu apartemennya

“tentu aku akan pulang Lyra, tapi bukankah kita harus segera membicarakan ini? Membicarakan kelanjutan hubungan kita, kita tak bisa terus menghindar Lyra..”

“aku hanya belum siap ferdi, tidakkah kau mengerti situasiku..”

Ferdi menghela nafas sejenak kemudian melangkah ke arah pintu yang telah dibukakan untuknya..

“baiklah, kalau ini yang terbaik menurutmu” ucap ferdi mengakhiri..

****
Pagi itu Lyra berangkat seperti biasanya ke kantor. Tak ada telpon dan sms dari ferdi semenjak pertengkaranya semalam. Diam diam Lyra merasa bersalah dalam hatinya karena belum memberikan kejelasan arah hubungan mereka berdua. 

 “pagi semua..” sapa Lyra tampak tak bersemangat

“wow, ada apa Lyra? Kenapa kau tampak tak bersemangat, apakah itu ada hubungannya dengan cutinya direktur ganteng kita..?” goda melisa dari balik meja kerjanya

“direktur ganteng? Siapa itu? aku bahkan tak tahu ada direktur yang cuti..” jawab Lyra sekenanya..

“huh dasar, sepertinya di ruangan ini hanya aku yang selalu update berita terheboh gerfon company. 
Jadi dengar ya girls, pagi ini semua hati wanita di gerfon company bakal kecewa, karena gak bisa melihat dan mendengar sapaan ramah direktur ganteng kita, pak ferdinan. dia resmi ambil cuti selama 2 minggu. Dan kenapa ini bisa heboh, karena denger denger dia itu workaholic banget, jadi mustahil banget kalau dia itu bisa ngambil cuti selama itu..” ucap melisa dengan ekspresi menangis terseduh seduh

Secara serentak lyra dan prisil yang sebelumnya cuek jadi berteriak bersamaan, “siapa mel?”

Terdengar tawa terbahak bahak dari mulut melisa, “oooh, ternyata kalian termasuk dua wanita yang kecewa rupanya, siapa lagi kalau bukan pak ferdi, sekarang belum terlambat untuk menagis girls..” ucap melisa dengan nada sok bijaknya

Merasa gossip panasnya mendapat respon dari kedua teman se timnya itu, melisa lalu menmbahkan kembali..

“ada berita tak kalah hebohnya girls, tadi pas aku ke kantin, beberapa karyawan membicarakan  tentang ada seorang karyawan yang melihat pak Ferdinand makan siang dengan seorang wanita di restaurant dekat gerfon company baru-baru ini..”

Seketika mulut Lyra tercekat, ia takut ada yang mengenalinya..

“kapan tepatnya?” tanya prisil dengan ekspresi yang tak kalah khawatir
“aiish, ternyata ada yang lebih penasaran dari diriku rupanya, kalau tidak salah dengar sih kemarin siang tepatnya..” ucap melisa menambahkan

Tanpa sengaja Lyra menangkap ekspresi terkejut di wajah prisil saat mendengar jawaban dari melisa. Tapi  dengan segera ia melenyapkannya. ada hal yang membuatnya lebih risau lagi, “kemanakah perginya ferdi?” gumam Lyra dalam hati

****
Lyra berusaha menghubungi ferdi sejak dua hari yang lalu, tapi semua kontak yang menghubungkan mereka berdua tidak ada yang aktif. 

Lyra mulai merasa resah, perasaan bersalah yang melanda dirinya semakin kuat. Ia benci bahwa saat ini bahkan ia tak bisa mendengar suara ferdi apalagi melihat sosoknya. Ia merindukan lelaki itu berada di dekatnya. “Ferdi dimanakah kau? Tidakkah kau tahu bahwa aku sangat-sangat merindukanmu..”  teriak Lyra dalam hati..

Sudah dua malam ini Lyra menangis sebelum tidur karena memikirkan keberadaan ferdi. Akhirnya ia memutuskan mengirimkan pesan suara..

“ehmm haii.. maafkan aku ferdi, aku tidak bermaksud menggantung hubungan kita, aku hanya belum ingin membahas hal itu. tapi saat ini percayalah padaku bahwa aku sangat sangat merindukanmu, merindukan suaramu, merindukan dirimu berada di dekatku. Bagaimana kabarmu saat ini sayang? Dimanakah dirimu?, aku.. aku sangat takut terjadi apa-apa denganmu, please call me back..” setelah merekam pesan suara itu Lyra segera menekan tombol send..

Sudah seminggu sejak pesan suara itu ia kirimkan tapi sama sekali tak ada balasan..

“Kemanakah engkau ferdi?” teriak Lyra dalam hatinya..
****
Siang itu, di tengah jam istirahat mereka, Melisa dan reymond pamit berangkat duluan ke kantin karena ada urursan yang harus mereka selesaikan..

Tinggallah Lyra dan prisil yang hanya berdua saja di ruangan itu..

“Ehmm, Lyra ada yang ingin ku tanyakan padamu, maaf sebelumnya kalau membuatmu tak nayaman, sebenarnya ada hubungan apa antara dirimu dengan Ferdi..?” tanya prisil

Lyra segera menagkap ada yang ganjal dari perntanyaan prisil, lebih tepatnya Prisil tak memanggil ferdi dengan panggilan “pak ferdi”

“ehmm, hubungan professional antara direktur dan karyawan, kenapa kau menanyakan itu prisil?” tanya Lyra balik

“sebenarnya aku dan ferdi sedang diatur untuk menjalin sebuah hubungan, yaa seperti dijodohkan, tapi aku tak mau menyebutnya seperti itu, aku ingin hubungan kami berjalan natural, tapi suatu saat aku melihat ada yang tak biasa dari tatapan wajah kamu dan ferdi, ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan, tapi cukup dimengerti bahwa kalian mempunyai sesuatu yang disembunyikan..” ucap Prisil menyelidiki

Lyra terlihat gugup karena prisil terus menerus memperhatikannya..

“kalaupun ada yang kami sembunyikan kenapa? Ku rasa lebih baik kau tidak mengetahuinya..” jawab Lyra tegas

“aku hanya ingin mengenal ferdi lebih dekat lyra, walaupun mungkin aku harus mengenalnya melalui dirimu, kau lihat foto ini?, ternyata kau dan ferdi teman satu kampus rupanya, kenapa kau tidak memberitahuku..” ucap prisil dengan tampang polosnya.

“Lyra terkejut, darimana kau dapatkan foto itu?” tanya Lyra terkejut.
“dari rumah ferdi, aku melihat-lihat album fotonya dari anak-anak sampai dewasa, dan tak sengaja ku temukan foto ini..” 

“kenapa kau bisa sampai ke rumah ferdi..?” tanya Lyra penasaran
“apa kau lupa? aku sudah bilang sebelumnya bahwa kami diatur untuk dekat, aku juga mengunjungi keluarganya kemarin sore untuk mencari tahu kemana perginya ferdi..” ucap prisil dengan penuh percaya diri

“ooh ya, apa kau mendapatkan suatu informasi? ” tanya Lyra tak sabaran

“yeah, mereka memberi tahuku beberapa tempat yang sering ferdi kunjungi saat ia merasa lelah..” 

“oh ya, semoga berhasil Prisil..” ucap Lyra dengan ekspresi pura-puranya sambil meninggalkan prisil dan pergi ke kantin..

Selepas kepergian Lyra, prisil mendengus lega, akhirnya ia bisa mengatakan itu. “kenapa aku merasa jadi wanita jahat hari ini?” gumam prisil dalam hati
****

Bukannya ke kantin, Lyra malah naik ke balkon gedung di lantai paling atas. Sejenak ia memikirkan terlalu banyak hal-hal yang terjadi  lebih dari seminggu ini, mereka kembali bersama, pertengkaran besar, menghilangnya ferdi, prisil yang dijodohkan dengan ferdi.. hal terakhir inilah yang membuat ia paling resah, ia cemburu tanpa ia sadari, tiba tiba perasaan tak ingin kehilangan muncul tanpa ia sempat mengakuinya.

“aku benar benar harus membuat sebuah langkah besar, mengejarnya atau kehilangan  ferdi untuk selamanya..” ucap Lyra dalam hati

Yeayy hampir tiba dipenghujung cerita.. panjang kan update author malam ini ?
Please comment dan likenya dong. Author mau lihat reader setia STB ini.. yah yah yah :)
Btw, keputusan apa yaa yang akan Lyra pilih, mengejar ferdi yang berarti ia bisa saja kehilangan karir yang telah dibangunnya, atau merelakan ferdi pergi untuk kedua kalinya sama seperi keputusannya terdahulu?

#peluk ciumku untuk readers setia




EmoticonEmoticon