Pertama Baca? baca Setelah tak bersama Chapter 1
****
****
Selanjutnya : Setelah tak Bersama Chapter 21
#peluk ciumku untuk readers setia
****
Hari keberangkatannya tiba. Ferdi sudah menyiapkan koper jauh
hari sebelum keberngkatannya. Dia hanya membawa beberapa barang yang dianggap
penting saja. saat hendak memasukkan passport dan tiket pesawatnya, ferdi tak
sengaja melihat sebuah tiket dan passport atas nama Lyra yang sudah ia siapkan
saat ia dinyatakan lulus beasiswa itu. tapi apalah daya sekarang. Semua hanya
tinggal rencana. Ia hanya akan berangkat sendiri.
Akhirnya Ia keluar dari kamar dengan menyeret koper besarnya
itu, sesaat ia berhenti di sebuah meja kerja hanya untuk membawa beberapa alat
tulis yang mungkin ia perlukan di jalan, tak sengaja dilihatnya, sebuah kertas
biru yang masih kosong. Akhirnya ia mencoba menulis kata-kata perpisahan
darinya untuk Lyra.
Rangkaian kata demi kata ia tuliskan di kertas biru itu.
“Hari yang menjadi saat paling indah
dalam hidup ku..
Hari yang akan selalu aku ingat tiap
detiknya
Hari yang paling membahagiakan
untukku..
Kuharap untukmu juga..
Adalah hari pernikahan kita ( 20
Februari 2010)
walau kini kita harus berpisah,
aku tak pernah menyesal pernah menjadi
bagian indah dari hidupmu
jangan pernah mencoba melupakan aku dan
kenangan bahagia kita,
karena kau tahu aku akan tetap
mengingatnya, selamanya.
dan ketahuilah hari hari terindah
dalam hidupku,
adalah saat kau menjadi istriku..”
-Ferdinan A-
Ia teringat dahulu sering kali mengirimkan kata-kata indah
lewat tulisan untuk Lyra. Tapi kali ini, Ia pun tak sanggup membayangkan
mungkin saja inilah surat-surat terakhir yang ia tulis untuk lyra.
Tersadar dari keadaan, ferdi akhirnya memutuskan bergegas
untuk segera berangkat ke bandara. Ia tak mau sampai keberangkatannya
terlambat. Walau ia rasanya tak sanggup berangkat tanpa Lyra bersamanya, namun
keputusan sudah ia ambil. “Inilah yang terbaik..” gumamnya dalam hati
saat ferdi sudah sampai di loby apartement, tanpa sengaja
dilihatnya Lyra berlari menuju ke arah dirinya. Ia sudah hendak naik taxi waktu
itu, namun tangan Lyra menghalangi dirinya, ternyata Lyra ingin ikut ke
bandara.
Di bandara, ayah dan Ibu ferdi sudah menunggu. Dari kejahuan,
dilihatnya Lyra dan ferdi berjalan bersama. Masih terlihat begitu serasi
terlepas dari keputusan yang akhirnya mereka ambil. Orang tua keduanya masih tidak tahu perihal
perpisahan anaknya.
“syukurlah, kalian datang tepat waktu, ayo..” ucap ibunda
ferdi
Mereka segera bergegas ke ruang tunggu bandara, setelah
sebelumnya ferdi mengurus beberapa keperluan di pihak imigrasi, Ia kembali lagi
menjumpai keluarganya.
“pesawatnya take off sekitar 30 menit lagi, setidaknya aku
masih punya waktu 10 menit disini..” ucap ferdi
melihat ekspresi lyra dan ferdi yang agak berbeda dari biasanya, akhirnya
ibundanya bergumam
“kami tahu ini akan jadi begitu berat untuk kalian, tapi
percayalah, ini tak kan terasa lama..” ujar ibu ferdi
“teknologi sekarang sudah benar-benar canggih, ayolah, jarak
memang memisahkan kalian, tapi hati tetap satu..” hibur ibunda ferdi untuk
kedua anaknya yang akan segera berpisah.
“Lagipula, sewaktu ayah ferdi kuliah di belanda, hubungan
kami masih se romantic saat kami bersama-sama, seolah jarak tidak jadi masalah
padahal teknologi waktu itu belum lah secanggih sekarang..” kenang ibunda ferdi
Mendengar cerita ibundanya, Lyra dan ferdi hanya menampakkan
senyum getir. Keduanya merasa bersalah telah menyembunyikan perihal keputusan
final yang telah mereka ambil. Tapi harus bangaiman lagi..
10 menit hampir berlalu, sadar akan waktunya, ferdi segera menyalami tangan ayah dan ibunya
serta memeluk meraka, dilihatnya Lyra dengan ragu ragu, karena tak tahu harus
bagaimana, dipeluknya Lyra dengan begitu erat seolah olah ia tak ingin mereka
berpisah. Disela-sela pelukan itu, ia berbisik “masih bolehkah aku memelukmu
seperti ini?..” ucapnya Lyrih
Lyra berusaha keras menahan air matanya agar tidak menetes,
ia tak mau larut dalam emosi kesedihannya, walaupun jauh dalam lubuk hatinya Ia
pasti akan sangat merindukan sosok yang sedang memeluknya saat ini.
Selepas memeluk Lyra, ferdi pamit. Dari kejahuan ayah, ibu
dan Lyra hanya melihat ferdi yang segera berjalan menjauh untuk melakukan check
in, mengambil boarding pass dan menuju security Check. Di sanalah ferdi
melambaikan tangannnya sebelum Ia tak terlihat lagi.
Jika di film-film yang pernah ia tonton, actor utamanya tak jadi
berangkat karena tak sanggup berpisah dengan orang yang dicintainya, Ferdi
berharap sekali Ia bisa melakukan itu. tapi kenyataanya sekarang Ia sudah
mantap duduk di pesawat yang sebentar lagi akan take off. “sampai berjumpa lagi indonesia, jaga dia disini untukku..” bisiknya
dalam hati
****
#peluk ciumku untuk readers setia
EmoticonEmoticon